Tugumalang.id – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai menyerang beberapa daerah di Jawa Timur. Namun harga dan penjualan sapi di peternak wilayah Kampung Sanan, Kota Malang, tampaknya tak terpengaruh dengan adanya wabah PMK ini.
“Saya hanya sekedar tau penyakit itu. Tapi kayaknya gak ada pengaruhnya sama penjualan sapi di sini,” kata Suko Dwi Hasan Suwito, Peternak Sapi di Kampung Sanan Kota Malang, pada Kamis (12/5/2022).
Dia juga mengungkapkan bahwa harga sapi di Kampung Sanan masih stabil. Harga sapi di Kampung Sanan dipatok dengan harga mulai Rp 17 juta hingga Rp 33 juta.
Bahkan disebutkan, harga sapi justru mengalami kenaikan sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per ekor sejak Idul Fitri 2022 lalu.
Dia memperkirakan, ada sekitar empat ekor sapi di Kampung Sanan terjual setiap harinya.
Disebutkan, ada sekitar 100 peternak sapi dengan total sapi sekitar 500 ekor di Kampung Sanan.
“Kalau punya saya tinggal tiga ekor. Kemarin ada yang nawar salah satu sapi saya dengan harga Rp 26,5 juta tapi tidak saya berikan,” ungkapnya.
Dia mengatakan, pembeli sapi di Kampung Sanan kebanyakan dari RPH Kota Malang.
Dia juga mengaku tak terlalu khawatir dengan adanya wabah penyakit PMK. Pasalnya, sapi yang dia miliki dirawat dan diberikan makanan organik yang baik. “Saya belum khawatir dengan adanya penyakit itu, meski sudah menjelang Idul Adha karena belum banyak yang dengar juga di sini. Kalau saya sih biasa aja,” ucapnya.
“Kalau makanan yang diberikan di sini itu menggunakan rumput dan ampas kedelai, minumnya juga air kedelai. Di sinikan juga sentra industri tempe, jadi banyak ampas kedelai,” imbuhnya.
Menurutnya, perawatan sapi di Kampung Sanan cukup higienis. Sebab, mayoritas sapi di sana di mandikan dua kali sehari. Kemudian tiap tiga bulan sekali, sapi juga disuntik vitamin dan obat cacing.
Sementara bibit sapi miliknya, dia mengaku dulunya dibeli dari pasar di Singosari dan Tumpang, Kabupaten Malang dengan harga sekitar Rp 12 juta hingga Rp 15 juta per ekor.
Menjelang Idul Adha, peternak di Kampung Sanan biasanya juga akan lebih ketat merawat sapi-sapinya. Hal ini dilakukan agar proses penggemukan bisa lebih optimal.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id