Tugumalang.id – Sivitas akademika Universitas Islam Malang (Unisma) turut memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang dilakukan setiap 2 Mei. Mereka menggelar upacara peringatan Hardiknas bersama pada (2/5/2023).
Berbeda dari tahun sebelumnya, Hardiknas tahun ini mengusung tema ‘Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar’. Di momen Hardiknas 2023 ini, Unisma bertekad meneruskan cita-cita luhur tokoh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, menjadi pelopor pendidikan bangsa.
Upacara peringatan Hardiknas itu dipimpin langsung oleh Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si dan diikuti seluruh jajaran. Mulai Ketua Dewan Pembina, Ketua Umum Yayasan dan Ketua Pengawas Yayasan UNISMA, beserta jajarannya, Wakil Rektor Unisma dan seluruh pimpinan di Lingkungan Unisma, juga dosen dan mahasiswa.
Baca Juga: Jajaran Pimpinan UNISMA Silaturahmi dan Halal Bihalal bersama PBNU

Maskuri menuturkan dalam momen Hardiknas ini diharapkan seluruh sivitas akademika kembali merenungi dan mengingat jasa Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan. Sosok pendiri Indische Partij ini dikenal kritis dan sosok patriot sejati.
”Kritikan pedasnya terhadap pemerintah Belanda dan penindasan kerap membuat gerah hingga beliau diasingkan. Namun, itu tak membuat dia kecil hati. Semangat beliau membela kemerdekaan bangsa Indonesia justru semakin berkobar,” jelas Maskuri.
Baca Juga: FK Unisma Lantik 6 Dokter Muda Menjadi Dokter dalam Prosesi Baiat ke-33
Jasanya yang paling penting adalah dalam bidang pendidikan. Di mana pada 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan lembaga pendidikan yang diberi nama Taman Siswa. Berdirinya Taman Siswa tak lain bertujuan untuk mencerdaskan pemuda pribumi, serta menanamkan rasa nasionalisme.
Dari situlah, Ki Hajar Dewantara juga menanamkan semboyan dasar pendidikan di Indonesia yang terkenal dengan istilah ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

”Di depan, seorang pendidik memberi teladan, di tengah atau di antara murid, guru mendorong lewat gagasan dan Tut Wuri Handayani, dari belakang, guru menjadi pembimbing,” paparnya.
Maskuri mendorong seluruh sivitas akademika juga memaknai dan menanamkan semboyan itu dalam kehidupan sehari-hari yang bergerak dalam dunia pendidikan.
Baca Juga: Yayasan UNISMA Berikan Santunan untuk Ratusan Kaum Dhuafa
Dari situ nanti tercipta sumber daya manusia berkualitas yang akan berguna bagi peradaban dan bangsa yang mendasarkan diri pada prinsip ketuhanan, kemanusiaan dan kedamaian.
“Ini menjadi momentum yang tepat bagi pendidikan di Indonesia diarahkan menciptakan dunia yang berkeadilan dan sejahtera,” harapnya.
Unisma sebagai salah satu lembaga pendidikan juga wajib menjadi pelopor perguruan tinggi yang inovatif, produktif dan adaptif dengan zaman. Jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya, Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah.
”Sebagai bagian penting dari bangsa Indonesia, Unisma punya tanggung jawab besar dalam hal ini. Mari cita-cita luhur pendidikan mulai disemai di lingkungan terdekat kita sendiri, di Unisma,” pungkas Maskuri.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A