BATU – Fenomena ganjil terjadi di Kota Batu, Jawa Timur, pada Selasa (18/10/2022). Awan kabut tebal mendadak menyelimuti Kota Apel ini sejak pukul 13.30 WIB. Bahkan hingga pukul 15.00 WIB, ketika berita ini ditulis, kabut tebal masih menyelimuti.
Akibat kabut tebal yang terjadi ini membuat jarak pandang hanya terbatas sekitar 10 meter. Pantauan reporter, kabut tebal menyelimuti hampir sebagian daerah di kota wisata ini. Mulai kawasan Pendem, Jatim Park 3, Alun-alun hingga Songgoriti.
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengimbau pengendara berhati-hati. Pasalnya, kabut tebal yang terjadi membuat jarak pandang terbatas. Namun menurut Agung fenomena ini tergolong wajar.
“Dua hari ini hujan turun hampir seharian. BMKG juga telah merilis pemberitahuan soal datangnya musim penghujan ini,” jawab Agung saat dihubungi.
Kemunculan kabut ini jelas Agung terjadi akibat penurunan suhu. Selama dua hari terakhir ini pula sinar matahari kerap tertutup awan mendung. “Kabut tebal seperti ini terakhir kali terjadi pada era 1970-1980 silam,” ungkapnya.
Sebab itu, memasuki musim penghujan ini warga Kota Batu diharap waspada. Sejumlah fenomena alam dimungkinkan terjadi. Menurutnya, potensi bencana yang patut diwaspadai dan kerap terjadi antara lain banjir dan tanah longsor. “Kalau kabut, belum tentu perlu dikhawatirkan,” ujarnya.
Dari hasil kajiannya, ada 6 titik rawan daerah yang berpotensi terjadi longsor. Kawasan paling rawan terjadi di Kecamatan Bumiaji yang dipetakan ada 6 titik. Empat titik lainnya ada di kawasan Kecamatan Batu.
“Sementara untuk banjir, ada 7 desa yang rawan. Tapi itu yang dimaksud banjir genangan karena terjadi sumbatan. Rata-rata terjadi di kawasan padat penduduk yang juga karena sering buang sampah sembarangan,” kata Agung.
Selama masa darurat siaga bencana ini, pihaknya telah menjalin koordinasi dengan banyak pihak. Diimbau agar masyarakat termasuk wisatawan untuk waspada mengingat cuaca ekstrem.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A