Kota Batu – Pemkot Batu tengah menyusun Peraturan Wali Kota (Perwali) yang mewajibkan hotel, restoran, dan kafe (Horeka) untuk menyerap produk pertanian organik serta produk UMKM lokal. Kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat keberlangsungan pertanian berkelanjutan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
Wali Kota Batu, Nurochman, mengatakan bahwa regulasi ini merupakan bagian dari visi dan misi Mbatu Sae yang menitikberatkan pada penguatan ekosistem UMKM dan pertanian lokal.
“Komitmen ini akan diwujudkan melalui Perwali sebagai bentuk dukungan nyata kepada petani dan pelaku UMKM di Kota Batu,” ujar Cak Nur, sapaan akrab Nurochman, Senin (14/4/2025).
Cak Nur menekankan pentingnya integrasi sektor pariwisata dengan produk lokal, mengingat Kota Batu merupakan destinasi wisata unggulan. Ia menilai, penyediaan bahan baku lokal untuk Horeka akan menjadi gerakan cinta dan bangga terhadap produk dalam negeri.
Baca juga: Pemkot Batu Cairkan Insentif Guru dan Pegawai Tidak Tetap
“Kebijakan ini adalah bentuk keberpihakan pemerintah kepada petani dan pelaku UMKM. Selama ini, potensi mereka besar tapi belum digarap maksimal. Dukungan permodalan serta fasilitas pemasaran, termasuk pendirian Mall UMKM, menjadi solusi agar produk mereka bisa naik kelas,” jelasnya.
Tak hanya itu, Pemkot Batu juga berkomitmen mengembalikan identitas Kota Batu sebagai kota agrowisata. Sinergi antara pariwisata dan pertanian diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
“Kami akan terus mendorong peningkatan kualitas SDM di sektor pertanian dan UMKM, termasuk memberdayakan generasi muda agar bisa menjadi tuan rumah di kotanya sendiri,” tambahnya.
Dorong Smart Farming dan Laboratorium Pertanian
Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, turut menegaskan bahwa pengembangan sektor pertanian akan difokuskan pada konsep smart and integrated farming serta pembangunan spiritual botanical garden. Menurutnya, pertanian adalah tulang punggung ekonomi Kota Batu yang harus digarap dengan serius.
Baca juga: Aman! Jatah THR ASN Pemkot Batu Tak Terdampak Efisiensi Anggaran
“Kami mulai mengimplementasikan smart farming dengan melibatkan akademisi, pemerintah, hingga petani. Ini akan mengubah pola pikir petani konvensional menjadi lebih modern dan produktif,” katanya.
Beberapa kelompok tani binaan seperti Kelompok Tani Abinaya Milenial di Sumber Brantas dan Tani Muda Makmur di Desa Bulukerto telah menjadi percontohan implementasi teknologi pertanian.
Sebagai bentuk keseriusan, Pemkot Batu juga berencana membangun laboratorium pertanian di setiap kecamatan, terutama di Junrejo dan Bumiaji.
“Laboratorium ini akan menjadi pusat riset dan inovasi pertanian. Melalui pendekatan teknologi, kami ingin mewujudkan pertanian cerdas (smart farming) yang berkelanjutan di Kota Batu,” pungkasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
redaktur: jatmiko