TuguMalang.id – Sebuah studi baru menyebutkan bahwa di tahun 2070 ribuan virus baru akan menyebar di antara spesies hewan, yang nantinya akan memungkinkan terjadinya peningkatan risiko penyakit menular yang muncul dari hewan ke manusia. Para ahli sepakat bahwa hal itu ditengarai terjadinya perubahan iklim.
Dilansir dari PBS dalam jurnal Nature, para peneliti melihat bagaimana lebih dari 3.000 spesies mamalia dapat bermigrasi dan berbagi virus selama 50 tahun ke depan jika dunia memanas hingga 2 derajat Celcius (3,6 derajat Fahrenheit).
Dalam temuan mereka, persebaran virus akan terjadi 4.000 kali dalam lintas spesies mamalia. Ini tidak termasuk dengan spesies burung dan hewan laut. Dikatakan juga bahwa tidak semua virus akan menjadi pandemi skala virus corona. Tetapi jumlah virus lintas spesies meningkatkan risiko penyebarannya ke manusia.
Melansir Time di bulan Agustus ini, para peneliti mencoba memahami hubungan antara perubahan lingkungan terkait dengan emisi gas rumah kaca yang lebih tinggi termasuk pemanasan global, naiknya permukaan laut, badai, banjir, kekeringan, dan gelombang panas dan wabah penyakit. Ditemukan bahwa 58% dari ancaman kesehatan masyarakat turut dipicu oleh perubahan iklim.
Sebanyak 375 penyakit menular pada manusia disebabkan oleh virus, bakteri, dan patogen lainnya. Dalam penjelasan ahli, virus dan patogen lainnya tidak menjadi lebih baik hidup di suhu lingkungan yang lebih tinggi. Sebaliknya, kemungkinan besar hewan inang yang mereka infeksi terpengaruh oleh perubahan iklim.
“Ketika mereka bergerak untuk menemukan iklim yang lebih baik, ada lebih banyak peluang bagi virus untuk menyebar di antara mamalia lain, dan kemudian dari beberapa mamalia itu ke manusia,” kata Gigi Gronvall, sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.

Peningkatan suhu global yang terjadi telah membawa patogen termasuk serangga seperti nyamuk tumbuh berkali lipat karena mereka akan menjangkau setiap geografis dan membawa penyakit tertentu dari wilayah sebelumnya yang turut mereka sebarkan melalui burung, seperti pada kasus virus West Nile.
“Ada lebih banyak percampuran populasi hewan yang belum pernah bercampur sebelumnya,” kata Gronvall.
Seperti pada kasus virus global yang masih menjangkiti hingga detik ini, covid-19. Para ilmuwan telah mencapai konsensus luas bahwa virus menyebar sebagai akibat dari “zoonotic spillover” atau “virus yang melompat” dari hewan yang terinfeksi ke manusia, sebelum menjadi sangat menular dari manusia ke manusia.
Penulis: Fonda Imelia Pradinitama
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id