Tugumalang.id – Agar pasar rakyat tidak lagi dianggap sebagai tempat yang kumuh, jorok, dan tidak bersih, Pemkot Malang berkomitmen meningkatkan pelayanan di pasar rakyat.
“Mungkin bagi sebagian masyarakat menganggap pasar rakyat itu adalah lokasi yang kumuh, bau, serta tidak terawat kebersihannya. Citra negatif itulah yang akan terus kami hapuskan dari pikiran masyarakat. Sehingga pasar rakyat di Kota Malang banyak dikunjungi oleh pembeli,” ujar Wali Kota Malang, Drs Sutiaji, pada Kamis (30/9/2021).
“Coba jalan-jalan ke Pasar Bareng, Anda bisa menyaksikan pertunjukan seni di sudut pasar. Seniman dan masyarakat sekitar kadang menggelar pertunjukan atau pameran di pasar yang berada di Kota Malang itu. Begitu juga di Pasar Oro-Oro Dowo, suasana pasar sangat nyaman tidak hanya untuk aktivitas belanja, tapi juga untuk bersantai sambil minum kopi,” ujarnya.

Kata dia, kualitas sejumlah pasar rakyat di Kota Malang sangat baik. Tidak kalah dengan pasar rakyat di luar negeri, seperti Borough di London atau La Boqueria di Barcelona. Pasar rakyat di Kota Malang sebagai sarana jual-beli, juga menjadi tempat hiburan dan bersantai. Suasananya tertata dan tidak kumuh.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Muhammad Sailendra ST MM menyatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berkomitmen melakukan peningkatan kualitas semua pasar rakyat di Kota Malang.
Saat ini, ada Pasar Oro-Oro Dowo, Bunul, Klojen, Gadang Lama, Bareng, Mergan, Sukun, dan Sawojajar yang sudah berkualitas baik. Delapan pasar tersebut sudah beroperasi pasca revitalisasi pasar oleh Pemkot Malang.
“Di Kota Malang ini ada 26 pasar rakyat yang siap disulap dengan berbagai inovasi,” ujarnya.
Saat ini, ada tiga pasar yang masih dalam tahap pembangunan. Sailendra menyebut Pasar Lesanpuro, Kota Lama, dan Madyopuro ditargetkan rampung awal bulan Desember 2021.
Sementara ribuan pedagang, kata dia, saat ini terfasilitasi dengan baik. “Sekarangkan pasar rakyat di Kota Malang sudah bagus ya. Respons masyarakat juga bagus, belanja cukup ke pasar rakyat terdekat, cukup efisien dan nyaman,” ujarnya.
Revitalisasi pasar, kata Sailendra, diharapkan menumbuhkan perputaran ekonomi lokal masyarakat sekitar. Apalagi pasar tersebut tidak kalah dengan tempat perbelanjaan lain yang ada di Kota Malang.
“Pasar rakyat sudah dinamis, juga mudah dijangkau. Terbukti tren perputaran uang di pasar rakyat terus meningkat,” sebutnya.
Sailendra juga mengatakan, revitalisasi setiap pasar rakyat akan berbeda. Namun akses kenyamanan, kebersihan, dan tata ruang dibangun dengan konsep semi modern dan menarik.
Sarana dan prasarana juga disiapkan secara maksimal, seperti mudahnya cara penanganan kebencanaan, akses peribadatan dan akses lainnya. “Di Pasar Bunul itu ada setiap Kamis ada wedang uwuh gratis untuk pedagang pasar dan pembeli. Yang seperti inikan inovatif. Pasar jadi ramai, ekonomi Kota Malang terus tumbuh,” imbuhnya.
Peningkatan layanan pedagang pasar juga dibantu oleh Pemkot Malang. Pihaknya membantu pembuatan aplikasi digital e-Pasar Malang yang dimanfaatkan sejak 2020 lalu. Masyarakat bisa belanja di pasar tanpa harus keluar rumah, dan menghindari kerumunan.
“Di Pasar Oro-Oro Dowo, Klojen, sudah ada aplikasi e-Pasar. Sudah mulai jalan, tapi pedagang perlu dibantu dengan admin, karena masih penyesuaian,” tandasnya.
Pedagang juga ikut senang dengan kondisi pasar saat ini, seperti kata Kasiati (55), pedagang sayur di Pasar Oro-Oro Dowo. Kata dia, pasar tersebut sangat bagus dan nyaman. “Ini renovasi pasarnya bagus sekali. Sangat maju sebagai pasar. Ini pedagang tidak bayar (pembangunan), hanya iuran keamanan dan sampah,” kata pedagang yang sudah 20 tahun berjualan di pasar tersebut.
Hal senada disampaikan Ami (60), pedagang kue. Lapak yang ditempati orang tuanya dulu di Pasar Oro-Oro Dowo saat ini sudah sangat baik. Tidak ada bedanya dengan pasar modern. “Bangunan dan aksesnya ini terus harus dirawat, apalagi ini bangunan (bekas) Belanda dulu. Sekarang sudah bagus, pembeli jadi ramai. Tapi kalau sekarang masih pandemi, ya begitu,” tuturnya.
Di Pasar Sukun, ada Abdul Ghoni (55), pedagang peracangan yang mengaku nyaman dengan suasana pasar. Bahkan revitalisasi Pasar Sukun menurutnya berdampak pada peningkatan pendapatan pedagang. Tentu karena pembeli nyaman untuk datang dan berbelanja di Pasar Sukun.
“Kalau sekarang sepi ya karena pandemi. Kalau fasilitas pasar ini sudah bagus sekali. Tapi kalau hujan, ada yang bocor, ini harus diperbaiki,” bebernya.
Rodiyah (72), pedang sayur di Pasar Sukun, juga senang dengan fasilitas yang ada. Kata dia, pasar bersih dan tertata. Musala, gazebo, toilet, dan lainnya, juga terawat. Masyarakat atau pembeli juga senang berbelanja di Pasar Sukun yang baru saat ini. “Tapi kendalanya kalau pagi macet, kan ini pasarnya di pinggir jalan,” pungkasnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti