Oleh: drh H Puguh Wiji Pamungkas MM, Presiden Nusantara Gilang Gemilang sekaligus Founder RSU Wajak Husada
Tugumalang.id – Naik tangga sampai pada level puncak ketinggian memang membuat hati gembira karena kita bisa melihat banyak tempat dari ketinggian dengan sangat mudah, akan ada banyak sudut pandang yang tidak terlihat saat kita di bawah namun bisa kita lihat dengan jelas ketika kita sudah berada di ketinggian.
Namun naik tangga sampai pada puncak tertinggi juga secara bersamaan menguras energi dan pastinya kita akan merasa capek dan lelah. Kita yang dulunya tidak berada, karena semangat dan daya juang yang tinggi kemudian kita menjadi berada (aset banyak, uang berlimpah), namun pada saat yang bersamaan kita juga merasa menjadi orang yang paling bingung dan “ruwet” se dunia, karena masalah-masalah yang ada.
Pilihan hidup dan fasilitas semakin banyak dan berlimpah, namun di saat yang bersamaan kita juga menjadi orang yang paling bingung menentukan pilihan yang mana.
Baca Juga: Founder RSU Wajak Husada H. Puguh Wiji Pamungkas Beri Motivasi Radiografer Malang Raya
“Paradox of progress” begitulah istilah yang menggambarkan situasi psikologi manusia saat ini. Kemajuan zaman, fasilitas dan teknologi yang ada tidak linier dengan perkembangan pada area pribadi. Seiring dengan semakin mudahnya akses di segala bidang, ternyata kita merasa mendapatkan permasalahan yang semakin rumit.
Paradox of progres adalah perkara mindset dan cara pandang kita terhadap permasalahan dalam perjalanan kehidupan. Dalam teori growth mindset yang di sampaikan oleh Prof Carol Dweck, Growth mindset adalah tendensi di mana orang percaya pada keahlian, kecerdasan dan bakat yang bisa terus dikembangkan melalui praktik dan ketekunan.
Dalam bukunya yang berjudul The “Psychology of Succes”, disebutkan juga istilah growth mindset vs fixed mindset. Fixed mindset adalah saat seseorang memiliki karakter, kecerdasan dan kemampuan kreativitas yang besifat statis. Dia merasa bahwa apa yang dimilikinya saat ini merupakan yang terbaik, dia cenderung tidak peduli dengan perkembangan lingkungan sekitarnya, orang dengan kategori fixed mindset ini telah komplasensi atas apa yang diraihnya, selain itu mereka juga lebih khawatir terhadap perubahan dan hal baru.
Baca Juga: RSU Wajak Husada Gelar Lomba Balita Sehat sebagai Upaya Cegah Stunting
Berbeda dengan orang yang memiliki growth mindset, seseorang yang memiliki mindset bertumbuh adalah mereka yang memiliki pola pikir atau keyakinan bahwa kemampuan dasar yang di miliki dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui dedikasi dan kerja keras.
Seseorang yang berada pada growth zone, maka kesehariannya akan berkutat untuk menemukan tujuan tertinggi dalam kehidupannya, bahkan tidak segan dia akan membuat ambang batas tujuan baru untuk sampai pada level tertinggi dari harapan dan cita-cita yang diinginkan.
Selain itu, orang yang hidup dalam zona bertumbuh, mereka akan menikmati indahnya impian, mereka hidup menyatu bersama mimpi-mimpinya, yang bisa jadi menurut kebanyakan orang terkesan “impossible”.
Namun yang sangat penting, di tengah mimpi, harapan dan cita-citanya itu, seorang yang berada pada zona bertumbuh akan bekerja dengan keras, berupaya dengan segala kemampuan, belajar dan menaikkan kompetensi agar bisa menaklukkan setiap “obstacle” yang dihadapi.
Seseorang yang mengalami kondisi “paradox of progres” adalah mereka yang “gagal” melakukan transformasi dalam dirinya dari zona nyaman menuju ke zona bertumbuh. Dia mungkin memiliki kemampuan untuk melejitkan aset dan kariernya sampai puncak, akan tetapi dia gagal mentransformasikan mindsetnya untuk mengikuti perubahan itu.
Oleh karenanya, agar seseorang tidak terjebak pada situasi “paradox of progres” maka dia harus menyiapkan diri untuk melawan zona ketakutannya dan masuk ke dalam zona belajar secara terus menerus.
Menjadi lumrah bagi seseorang yang ingin keluar dari zona nyamannya ketakutan-ketakutan akan banyak hal menghantui dalam pikirannya. Mencari-cari alasan atas ketakutannya itu, kurangnya percaya diri akan hal baru yang ia dapatkan, dan atau karena termakan oleh omongan orang di sekitarnya, yang justru malah membuat dia semakin ketakutan.
Berada pada ekosistem bertumbuh dengan terus belajar meninggikan kapabilitas dan kompetensi adalah resep manjur agar kita tidak terjebak dalam “paradox of progres”.
Berada pada zona belajar berarti orang tersebut menyediakan dirinya untuk masuk ke dalam tantangan-tantangan baru, dia memiliki pemahaman bahwa tantangan adalah salah satu peluang dan ruang yang bisa membuatnya bertumbuh, dia meyakini bahwa dengan bertemu tantangan, maka kesempatannya untuk menjadi sukses akan semakin besar.
Selain itu, seseorang yang berada pada zona belajar memahami bahwa terus menjadikan dirinya memiliki skill baru adalah pekerjaan yang melekat. Hari-harinya disibukan dengan mencari ilmu baru dan kompetensi baru, dia akan bersedia menyiapkan ruang dalam dirinya untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Dia akan menyiakan waktu, daya dan upayanya untuk meninggikan level keilmuan dan kapasitas dirinya.
Sudut pandang growth mindset dan pemahaman bahwa kita harus terus dinamis berada pada zona belajar dan bertumbuh adalah salah satu solusi yang bisa dihadirkan dalam diri kita, agar perasaan “paradox of progres” tidak menjadi beban dan menghantui.
Kita yang telah sukses membangun bisnis, finansial dan karier akan merasa nyaman dan berjalan secara “enjoy” karena ketika kita berada di puncak ketinggian pencapaian sekaligus kita juga memiliki kemampuan, kapasitas dan kecakapan untuk menjadi orang yang berada di level puncak ketinggian.
Dalam sudut pandang yang lain, bersyukur dan bersabar atas takdir yang Allah berikan kepada kita. Bersyukur atas segala pencapaian yang ada dan bersabar atas segala ujian yang menimpa. Mengokohkan pondasi spiritual, mengencangkan sabuk spiritual serta meluaskan spektrum manfaat bagi sesama merupakan kunci agar kita tetap “jejeg” dan tidak meremehkan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Editor: Herlianto. A