Tugumalang.id – Kasus COVID-19 di Kota Malang terus mengalami gejolak penambahan. Klaster sekolah juga telah terjadi di Kota Malang. Kini, kasus aktif COVID-19 di Kota Malang bahkan menjadi yang tertinggi di Jawa Timur dengan angka 97 kasus.
Wali Kota Malang, Sutiaji menegaskan bahwa Kota Malang tak akan gentar untuk melanjutkan pembelajaran tatap muka 100 persen. Meskipun juga diakui bahwa COVID-19 varian Omicron juga telah memasuki wilayah Kota Malang.
“Pembelajaran tatap muka masih boleh (dilangsungkan). Pembelajaran tatap muka itu kalau satu kelas sudah ditracing, yang lain tetap ada pembelajaran tatap muka. Gak usah ada penutupan sekolahan dan lain sebagainya,” ucapnya, pada Selasa (25/1/2022).

Dia juga menjelaskan hasil rakor virtual bersama Forkopimda Jatim yang menyatakan bahwa penyebaran varian Omicron cukup cepat. Sehingga, pihaknya akan menguatkan PPKM Mikro di Kota Malang untuk mewaspadai Omicron.
“Kita tetap waspada, disampaikan (dalam rakor) bahwa jumlah penyebaran Omicron memang luar biasa,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Wanedi menuturkan bahwa masuknya kasus COVID-19 di lingkungan sekolah merupakan ancaman.
“Iya (masuknya COVID-19 di lingkungan sekolah adalah ancaman). Jadi SKB 4 Menterikan sudah mengatur jarak hingga waktu pembelajaran. Itu harus dijalankan,” tuturnya.
Dia juga meminta semua pihak termasuk lembaga pendidikan dan pemerintah harus berhati-hati untuk memastikan keselamatan dan kesehatan siswa dalam pembelajaran tatap muka.
“Saat ini harus tetap penuh kehati-hatian karena bagaimanapun anak-anak ini adalah generasi kita, tentu sehat itu lebih utama,” ucapnya.
Menurutnya, Pemerintah Kota Malang harus memperkuat fasilitas protokol kesehatan di lingkungan sekolah jika tetap melanjutkan pembelajaran tatap muka 100 persen.
“Tentu ini menjadi perhatian kami, sehingga kami akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Malang adakah sekolah lain yang terpapar lagi,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti