Tugumalang.id – NASA baru-baru ini membentuk sebuah tim beranggotakan 16 orang untuk memulai penelitian fenomena Unexplained Aerial Phenomena (UAP), fenomena udara yang tidak dapat diidentifikasi sebagai fenomena pesawat terbang atau fenomena alam yang diketahui.
Telah berjalan mulai Senin (24/10/2022), para peneliti akan bekerja sama selama 9 bulan ke depan untuk menganalisis data penampakan objek aneh yang berperilaku tidak dikenal di udara, atau yang biasa dikenal UFO (Unidentified Flying Object).
Laporan lengkap dari penelitian ini sendiri akan diungkap ke publik pada pertengahan tahun 2023, selebihnya semua akan dirahasiakan.
NASA melaporkan tim studi independen ini akan meletakkan dasar untuk studi masa depan tentang sifat UAP untuk NASA dan organisasi lainnya. Untuk meneliti, tim akan berfokus pada data-data mengenai UAP yang belum terklasifikasi.
Mereka kemudian akan mengidentifikasi bagaimana data yang telah dikumpulkan oleh pemerintah sipil, data komersial, dan data dari sumber lain yang berpotensi dapat dianalisis untuk menjelaskan UAP.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah demi keamanan nasional dan keselamatan udara, yang mana fenomena udara tak dikenal ini menarik karena sejalan dengan salah satu tujuan NASA untuk memastikan keselamatan pesawat.
Tanpa adanya penelitian mengenai kumpulan data yang luas, hampir tidak mungkin untuk dunia memverifikasi atau menjelaskan pengamatan tentang UAP. Sehingga, fokus dari penelitian ini adalah untuk memberitahu NASA data apa yang mungkin dapat dikumpulkan di masa depan untuk membedakan sifat UAP secara ilmiah.
Dilansir dari Inverse, Daniel Evans, asisten wakil administrasi asosiasi untuk penelitian di Direktorat Misi Sains NASA, bertanggung jawa untuk mengatur penelitian ini. NASA telah merilis nama dan keahlian 16 anggota tim untuk penelitian UAP:
1. David Spergel
Seorang ahli astrofisika yang akan memimpin tim peneliti. Dia adalah presiden Yayasan Simons di New York, mantan Ketua Departemen Astrofisika di Universitas Princeton di New Jersey, dan direktur pendiri dari Institut Flatiron untuk Astrofisika Komputasi.
2. Anamaria Berea
Seorang ahli astrobiologi yang juga afiliasi penelitian dengan Institut SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) di Mountain View, California.
3. Shelley Wright
Seorang peneliti SETI, astrofisikawan, dan spesialis dalam membangun instrumen teleskop. Dia juga seorang profesor di University of California, San Diego.
4. Scott Kelly
Seorang mantan astronot yang juga seorang ahli pesawat terbang dan penjelajah luar angkasa yang berpengalaman.
5. Walter Scott
Seorang pemimpin teknologi satelit. Dia adalah wakil presiden eksekutif dan Chief Technology Officer (CTO) dari Maxar, sebuah perusahaan berbasis Colorado yang telah memantau perubahan permukaan bumi dari luar angkasa.
6. Federica Bianco
Seorang ahli astrofisika, ilmuwan data, sekaligus petinju yang berfokus pada penggunaan ilmu data untuk mempelajari alam semesta. Dia adalah peneliti utama Federica Astrostatistics Lab (FASTLab) yang mengoordinasikan lebih dari 1.500 ilmuwan untuk Kolaborasi Sains Teleskop Survei Sinoptik Besar 2023 untuk menemukan galaksi dan bintang baru di langit selatan.
7. David Grinspoon
Seorang ahli astrofisika, penasihat program eksplorasi ruang angkasa NASA, ilmuwan senior di Planetary Science Institute di Arizona, dan telah mengeksplorasi evolusi iklim dan potensi kelayakhunian di planet ekstrasurya.
8. Paula Bontempi
Seorang ahli kelautan yang telah meneliti lingkungan laut selama lebih dari 25 tahun.
9. Reggie Brothers
Seorang pemimpin industri teknologi dan pemerintahan. Dia adalah mantan wakil menteri untuk Sains dan Teknologi di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dan Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk Penelitian di Departemen Pertahanan.
10. Jen Buss
Seorang analis tren teknologi, CEO Institut Studi Kebijakan Potomac di Virginia, dan mantan pegawai NASA.
11. Mike Gold
Seorang pemimpin Artemis Accords, wakil presiden eksekutif Civil Space and External Affaris, yang juga memimpin negosiasi dan adopsi perjanjian internasional Lunar Gateaway.
12. Nadia Drake
Seorang jurnalis sains yang berspesialisasi dalam berita astronomi. Dia adalah penulis kontributor tetap National Geographic dan telah memenangkan beberapa penghargaan jurnalisme.
13. Matt Mountain
Seorang ilmuwan teleskop yang bekerja dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA, presiden Asosiasi Universitas untuk Penelitian dan Astronomi (AURA), dan telah membantu NASA serta National Science Foundation membangun dan mengoperasikan observatorium seperti Teleskop Luar Angkasa Hubble.
14. Karlin Toner
Seorang pakar aeronautika, pejabat direktur eksekutif Kantor Kebijakan dan Rencana Penerbangan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat, dan pernah mengelola ancaman terhadap penerbangan sipil.
15. Warren Randolph
Seorang mantan aerodinamis untuk Penjaga Pantai dan Angkatan Udara Amerika Serikat juga wakil direktur eksekutif Departemen Investigasi dan Pencegahan Kecelakaan FAA.
16. Joshua Semeter
Seorang peneliti ionosfer, direktur Pusat Fisika Luar Angkasa di Universitas Boston. Semeter mempelajari bagaimana atmosfer atas Bumi berinteraksi dengan lingkungan luar angkasa, dan ia mengembangkan sensor dan eksperimen yang dapat mengukur batas langit ini.
Penulis: Nurukhfi Mega Hapsari
Editor: Herlianto. A