Tugumalang.id — Musim hujan sering dikaitkan dengan penyakit yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. Selain batuk dan flu yang lumrah diketahui sebagai penyakit di musim hujan, ternyata ada penyakit lain yang muncul, lho. Penyakit itu bernama Leptospirosis, yang dapat ditularkan dengan perantara genangan air atau banjir sehabis hujan. Air seni hewan pun menjadi faktor utama penyebab penyakit ini. Kok bisa seperti itu? Apa hubungannya genangan air atau banjir dengan air seni hewan? Simak, yuk.
Penyebab
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, Leptospirosis adalah penyakit dari bakteri Leptospira yang dapat menyebabkan penyakit serius seperti gagal ginjal atau hati, meningitis, kesulitan bernapas, dan pendarahan. Bakteri Leptospira mulanya tersebar lewat urin atau air kencing hewan yang sakit ke tanah dan air. Hewan-hewan tersebut bisa berupa hewan ternak, babi, kuda, anjing, hewan pengerat, dan hewan liar.
Bakteri itu bisa bertahan hidup berbulan-bulan di air dan tanah yang terkontaminasi urin. Jadi, saat hujan dan terjadi banjir, urin hewan di tanah atau permukaan lain dapat mengalir ke air banjir dan mencemarinya. Jika manusia berkontak langsung, menggunakan untuk mandi, atau meminumnya, mereka akan langsung terinfeksi.
Gejala
Gejala dari penyakit Leptospirosis biasanya dimulai 5-14 hari setelah kontak dengan bakteri Leptospira. Namun, ada pula yang bisa dimulai dari dua hingga 2-30 hari setelah kontak. Gejala awal meliputi:
– Demam
– Pusing
– Nyeri otot
– Mata memerah
– Muntah
– Diare
– Sakit perut
– Penyakit kuning (kulit dan mata menguning)
– Ruam kulit
– Batuk
Orang yang berisiko terkena Leptospirosis
Leptospirosis seringkali menjangkit orang-orang yang beraktivitas di luar ruangan, pemilik hewan, orang-orang yang melakukan rekreasi yang berhubungan dengan air dan tanah seperti berenang, naik perahu, dan berkebun. Setelah banjir atau hujan deras, orang yang telah kontak dengan air banjir, air sungai atau danau yang terkontaminasi, atau tanah sangat berisiko terinfeksi. Selain itu, hal-hal yang meningkatkan risiko terinfeksi terdiri dari; meminum dari sumber air yang berpotensi terkontaminasi seperti air banjir, sungai, danau, atau air ledeng, mandi atau berendam di air yang tekontaminasi, terutama saat membenamkan kepala ke dalam air atau punya luka terbuka, makan makanan yang terkontaminasi atau berpotensi dikencingi hewan.
Pencegahan
Penting untuk diingat bahwa kontak langsung dengan air dan tanah yang terkontaminasi akan meningkatkan risiko leptospirosis. Terlepas dari itu, ikuti langkah-langkah berikut untuk mengurangi risio terkena leptospirosis:
– Jangan minum air yang tidak direbus atau menggunakan bahan kimia yang sesuai, terutama jika air tersebut dikumpulkan dari sumber yang dapat terkena urin dari hewan atau terkontaminasi oleh air banjir.
– Obati dan tutup luka atau lecet dengan perban tahan air atau penutup lain yang menahan air.
– Jangan berenang, mengarungi, mandi, dan menenggelamkan kepala Anda, atau menalan air banjir dan sumber air tawar apa pun yang mungkin mengandung urin hewan yang terkontaminasi.
– Kenakan pakaian pelindung tahan air dan sepatu bot jika Anda berada di area air banjir atau air tanah lain yang mungkin terkontaminasi urin hewan.
– Cegah adanya hewan pengerat di rumah dengan menyimpan makanan, air, dan sampah dalam wadah tertutup.
– Hindari makan makanan yang mungkin dapat diakses oleh hewan pengerat.
– Jika hewan peliharaan atau ternak Anda menderita leptospirosis, hubungi dokter hewan. Gejala leptospirosis pada anjing mungkin termasuk demam, kelelahan, kurang nafsu makan dan peningkatan atau penurunan buang air kecil. Sementara gejala leptospirosis pada ternak dapat berupa abortus, penurunan produksi susu, dan keturunan yang lemah.
Pengobatan
Dikutip dari CDC, leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik dan penisilin, yang harus diberikan pada awal terkena penyakit. Antibiotik intravena mungkin diperlukan untuk orang dengan gejala yang lebih parah. Orang dengan gejala sugestif leptospirosis harus menghubungi dokter.
Jika hewan peliharaan Anda yang terkontaminasi leptospirosis, tindakan yang tepat untuk dilakukan akan tergantung pada sifat kontak dengan hewan peliharaan Anda. Aktivitas normal sehari-hari dengan hewan peliharaan Anda tidak akan menempatkan Anda pada risiko tinggi untuk infeksi leptospirosis. Jenis kontak yang dianggap berisiko tinggi meliputi; kontak langsung atau tidak langsung dengan urin, darah, dan jaringan hewan peliharaan Anda selama infeksi dan membantu hewan melahirkan dari hewan yang terinfeksi.
Penulis: Nurukhfi Mega Hapsari
editor: jatmiko