KAIRO, Tugumalang – Prof M. Mas’ud Said, PhD mengikuti rombongan pimpinan Prof Dr Kyai Asep Syaifuddin Chalim, Bu Nyai Hj Fadillah Asep SH, Dr KH Muhaibur Rahman lulusan Mesir (Rektor Institut KH Abdul Chalim), Dr Fadli Usman (Wakil Rektor), serta CEO Harian Bangsa Em Mas’ud Adnan tiba di Kairo Mesir.
Setiba di Mesir disambut Dr H Muchlason, Rois Syuriah PC NU Mesir, dan sekitar 50 mahasiswa Indonesia di Mesir.
Misi ini menindaklanjuti kunjungan kerja sama Gubernur Khofifah Indar Parawansa beberapa saat lalu bersama Kyai Asep dg unit Marshod Al Azhar.
Mas’ud mendapat tugas khusus Gubernur Khofifah untuk melakukan kerja sama dalam hal anti radikalisme dan dan gerakan Islam yang ramah untuk dunia bekerja sama dg Pemprov Jatim, Unisma Malang dan PP Amanatul Ummah.
Dalam kesempatan itu rombongan bertemu alumni Amanatul Ummah yg studi di Al Azhar dan menginap di Graha Jawa Timur kawasan Nash City Kairo.
Rombongan para intelektual dan ulama juga berkunjung ulama ulama kunci seperti Grand Syeich Prof Dr Achmad At Thayeb, syeich Abdul Baiz Al Kattani ulama hadist senior di Mesir.
Setiba di Kairo rombongan diterima Mufti Syech Prof Dr Muhanna, mantan Rektor Al Azhar Syeich Prof Dr Ibrahim Hud Hud di Baital Muhammadi semacam pusat kajian dan mejelis tasawwuf.
“Bicara negara di Afika Utara seperti Mesir ini kita akan bicara salah satu pusat peradaban dunia yang paling menonjol terhebat di antara 4 peradaban lainnya,” kata Mas’ud.
Mas’ud bercerita bahwa Mesir adalah sejarah peradaban manusia seperti juga di lembah Sungai Kuning di China, di peradaban di India, di Mesopotamia, bangsa Yunani Kuno, dan Suku Maya di Amerika Selatan dan lainnya”
Untuk maju kita tak boleh lupa sejarah, sejarah adalah masa depan. Dengan mengunjungi Mesir kita bicara peradaban Sungai Nil yang terpanjang di dunia, bicara Spink dan great Pyramid, cerita para Fir’aun atau raja raja besar dunia 6000- 3000 tahun sebelum Masehi.
“Artinya kita masih perlu mendalam lagi mencari Ibrah dari kejadian 6000-3000 an tahun sebelum kelahiran Nabi Isa AS atau 4500 tahun sebelum kelahiran Rasulullah SAW”, kata cendikiawan muslim asal Sidoarjo ini.
“Saya sudah belajar dan keliling di 4 benua termasuk ke Mexiico peradaban suku Maya dan Cina. Ini kunjungan pertama saya di negara Afrika utara yang dahsyat sejarahnya, jadi ini sangat berarti bagi saya”, kata Komisaris Independen Bank BPD Jatim ini.
Belum lagi kita akan juga menemukan kembali kisah Nabi Nabi Allah SWt dan Kitab kitab suci dari agama agama besar yang bisa kita lihat di Mesir ini.
Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an dan tarihul Islam, ada beberapa Nabi dan Rasul yang lahir, tinggal atau mengunjungi Mesir seperti Nabi Musa AS, dimana kita belajar tentang tauhid dan dan kekejaman musuh musuh Nabi, juga kisah kuatnya pengikutnya yang setia.
Untuk pengembangan pemerintahan dan kesejahteraan kita mendapat ibrah dari buku biuku sejarah dan kisah Al Qur’an tentang kehebatan2 Nabi Sulaiman AS yang memiliki mukzizat bisa berkomunikasi dg hewan dan tentu dengan Malaikat.
Negara Mesir kini memang sudah lebih sekuler dan sangat banyak berubah. Dia negara maju tapi nggak sehebat leluhurnya.
Dengan melihat benteng Al Ayubi yang gagah berani yang menguasai Mesir dan Imperiumnya abad ke 11 kita banyak belajar perang di era modern.
Demikian juga kisah Nabi Yusuf AS, Nabi Harun AS dan Nabi Danial yang ada di buku sejarah dan al Qur’an tak lengkap kalau nggak datang sendiri. Beruntung lebih banyak mahasiswa dan alumni Mesir yang akan memperkuat jalur kerjasama keilmuan Indonesia.
Mas’ud memberi apresiasi yang sangat tinggi inisiatif Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga lagi gencar menguatkan pendidikan dengan memberi beasiswa tingkat S1 ke Al Azhar. Sedangkan Amanatul Ummah menguatkan jalur keilmuan dan pendidikan bagi alumninya. Gubernur Khofifah juga membuka kembali jalur emas keilmuan dan menggiatkan kerjasama Anti Radikalisme.(**)
editor: jatmiko