Malang, Tugumalang.id – Kota Malang dikenal sebagai surganya wisata kuliner. Mulai kuliner tempo dulu hingga kuliner kekinian. Salah satu sajian yang wajib dikunjungi dan dicicipi pecinta kuliner di Kota Malang adalah Roti Bien.
Soal rasa, tak perlu diragukan. Roti Bien memiliki tekstur roti yang lembut dan cita rasa yang menggugah selera. Proses pengolahan dengan cara dipanggang kian membuat aroma roti ini semakin kuat.
Kuliner satu ini cocok dinikmati saat hangat. Namun juga bisa dibawa pulang maupun menjadi oleh oleh untuk kerabat terdekat. Varian isian roti mulai kurma, durian, coklat, kacang hingga ayam pedas dijamin tak akan mengecewakan penikmatnya.
Usut punya usut, Roti Bien ternyata dikembangkan dengan sentuhan resep keluarga yang diwariskan agar cita rasanya tetap terjaga. Roti dengan resep tempo dulu itu dipadukan dengan proses pengolahan dan pengemasan kekinian.
“Roti ini asli buatan orang Malang. Resepnya dari zaman dulu dan diwariskan ke generasi selanjutnya,” kata Ester Endang Purwanti, pemilik resep Roti Bien.

Endang mengatakan bahwa nama Bien diambil dari bahasa Jawa yakni biyen, yang artinya dahulu. Ada sentuhan tempo dulu dengan menghadirkan resep lama dalam roti ini. Namun nama Bien juga diambil dari gabungan nama antara suaminya yakni Binko dan Endang sendiri. Maka didapatlah nama Bien.
Saat muda, Binko dan Endang sudah berjualan roti buatan sendiri. Mereka menjual roti itu dengan berkeliling bersama. Mereka terus mempertahankan cita rasa roti buatannya untuk menjaga pelanggannya.
Usaha kuliner roti itu kemudian dikembangkan oleh anak Endang, yakni Ajar Ajiatma Prayogi Isham. Dia mengembangkan usaha kuliner tersebut hingga bisa memiliki outlet diberbagai tempat di Kota Malang.
Kini, Roti Bien bisa ditemukan di beberapa lokasi di Kota Malang, mulai Jalan MT Haryono, Mal Gajayana, Matos dan terbaru di Stasiun Malang Kota. Kuliner roti asli dari Malang ini diketahui juga memiliki misi mengembangkan outlet di berbagai mal dan stasiun di seluruh Indonesia.
“Kami juga menyasar lokasi di stasiun karena memang wisatawan banyak yang menggunakan kereta api dari pada transportasi lain,” ucap Endang.
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko