Tugumalang.id – Maraknya perdagangan e-commerce melalui live online shop seperti live TikTok Shop atau Shopee membuat para pedagang Pasar Besar Kota Malang gigit jari. Kini, mereka mulai menjerit lantaran sepinya pembeli. Para pembeli diduga telah beralih ke pembelian online.
Terpantau, sudut-sudut lapak pedagang baju di Pasar Besar Kota Malang tampak lenggang dan sepi pengunjung. Tak ada pengunjung yang berdesakan memilih-milih pakaian. Sementara para pedagang sibuk memegangi dagangan, melamun hingga menatap ponsel sembari menanti kehadiran pembeli.
Hanifah (40), salah satu pedagang baju grosir dan eceran di Pasar Besar Kota Malang mengungkapkan bahwa tokonya saat ini jarang disinggahi pembeli. Dia menilai bahwa para pelanggannya mulai beralih ke pembelian online.
Baca Juga: Polresta Malang Kota Dalami Perdagangan STNK-BPKB Online
“Dulu ketika ada marketplace seperti Shopee, Lazada itu tidak terlalu berpengaruh, masih ada pengunjung. Lalu setelah ada jualan lewat live TikTok itu sekarang mulai sepi,” ungkapnya, Selasa (12/9/2023).
Kondisi sepinya pengunjung di Pasar Besar Kota Malang itu sempat dia unggah di media sosial. Dia juga mengulas soal maraknya perdagangan melalui live TikTok. Sontak unggahan itu viral dan mendapat beragam respon dari netizen.
Hanifah saat ditemui mengaku bahwa sepinya pengunjung di Pasar Besar Kota Malang saat ini mengakibatkan omzet penjualannya terjun tajam hingga lebih dari 60 persen. Dikatakan, saat ini omzetnya hanya di kisaran 3 juta per hari dari penjualan baju grosir itu.
“Itu yang beli pelanggan pelanggan lama yang beli grosir. Kalau yang beli eceran sudah hampir tidak ada karena memang pasarnya sepi penjunjung,” ujarnya.
“Padahal dulu saat ramai, saya pernah mencapai omzet sampai Rp100 juta sehari,” ungkapnya.
Baca Juga: TikTok Music Resmi Rilis di Indonesia, Diprediksi Jadi Saingan Spotify
Melihat kondisi pasar yang mulai sepi itu, Hanifah mengaku pernah mencoba melakukan penjualan melalui live di media sosial. Hanya saja, apa yang dia lakukan tak mampu mendatangkan pembeli.
“Pernah coba live, tapi capek ngomong terus dan itu gak laku. Banyak yang bilang kenapa gak jual lewat online atau live, kenyataannya itu juga tidak mudah. Tetap kalah sama yang pengikutnya banyak, kalah sama yang banyak promonya,” kata dia.
Semantara itu, Jamiludin, pedagang baju grosir dan eceran lain di Pasar Besar Kota Malang juga mengeluhkan kondisi pasar yang mulai sepi pengunjung. Bahkan pelanggan grosirnya yang biasanya datang seminggu sekali kini datang 2 hingga 3 minggu sekali.
“Sekarang ada yang beli aja alhamdulillah, karena yang beli eceran juga sepi. Sehari rata rata yang beli eceran 5 pembeli. Tapi pernah sehari itu gak ada yang beli sama sekali,” ungkapnya.
“Saking sepinya, kadang di lorong lorong lapak itu anak anak sampai main sepedaan atau bahkan sepakbola,” ujarnya.
Padahal menurutnya, para pedagang sudah swadaya membenahi sendiri lantai hingga atap pasar yang rusak. Para pedagang melakukan itu agar pembeli mau datang ke Pasar Besar Kota Malang.
“Jadi dulu itu lantainya rusak parah, atap rusak. Kalau ujan ya banjir. Itu dibenahi semua sama pedagang biar pembeli mau datang,” bebernya.
“Kalau mengharapkan pemerintah itu tidak jelas, rencana rencana aja, tapi gak ada realisasi,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A