BATU – Meninggalnya 8 orang karateka asal Kota Batu pada 5 September 1976 silam menjadi momen paling diingat. 8 karateka yang tenggelam di Pantai Ngliyep, Malang ini kemudian dimakamkan di TPU Gang Karate sejak itu. Makam 8 Karateka kini diresmikan jadi salah satu ikon Kota Batu.
Selang lama, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko resmi menjadikan makam kedelapan karateka anggota Perguruan Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate-Do Indonesia sebagai ikon Kota Batu. Peresmiannya bertepatan dengan suasana HUT Kota Batu ke-21, Rabu (19/10/2022).

Tak sendiri, Dewanti meresmikannya bersama Guru Besar Karate Nardi T. Nirwanto S.A di Jalan Suropati Gang Karate, Kelurahan Ngaglik. ”Ini adalah tempat yang bersejarah. Tempat ini menunjukkan bagaimana karateka memiliki cinta kasih dan moral yang tinggi,” kata Dewanti.
Dengan diresmikannya menjadi ikon, Dewanti berharap generasi muda dapat menjadikannya sebagai pembelajaran mengenal karakter dan mental yang baik, terutama cinta kasih. Kenapa itulah kemudian dijadikan sebagai monumen bernama Pahlawan Cinta Kasih.
“Semoga monumen ini bisa menjadikan kita terus ingat, bahwa cinta kasih akan mengalahkan kekuatan apapun. Sebagai generasi muda kita harus bisa saling menghormati dan semoga kita semua bisa berbuat kebaikan dengan cinta kasih,” imbuh Bude, sapaan akrabnya.
Pemugaran peristirahatan terakhir 8 Karateka dan Guru Besar Karate Nardi T. Nirwanto S.A merupakan hasil penggemblengan mental dan spiritual para karateka.
Menurut perwakilan keluarga karateka, Setia Budhijanto, mengatakan musibah nahas yang dialami para karateka ini menjadi kejadian yang tak akan terlupakan. Ia berharap, Perguruan Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate-Do Indonesia akan melahirkan manusia-manusia bermental baja dan memiliki spiritual tinggi.
“Perguruan ini adalah tempat penggemblengan mental spiritual dengan disiplin tinggi dan berkemampuan mawas diri, semoga akan melahirkan manusia-manusia yang berkualitas,” katanya.