Tugumalang.id – Kampung Sanan terkenal sebagai pusat produksi tempe dan keripik tempe terbesar di Kota Malang, sehingga volume limbah kulit ari kedelai yang dihasilkan sangat signifikan mengikuti banyak produk yang dihasilkan.
Dalam wawancara kepada Bu Trinil, selaku Ketua POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Kampung Sanan, menyebutkan bahwa setiap hari Kampung Sanan menghasilkan sekitar 60 ton limbah produk, limbah produksi itu termasuk ampas, air sisa rebusan, dan kulit kedelai dari proses pembuatan tempe.
Dalam pemanfaatannya saat ini, limbah kulit ari kedelai hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak (khususnya pakan sapi) dan belum dikelola secara optimal untuk keperluan lain.

Baca Juga: Seperti Ini Keseruan Karnaval 17 Agustus di Kampung Tempe, Sanan, Kota Malang
Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan motivasi dalam pengolahan limbah tersebut. Dikarenakan hal tersebut mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan program pengabdian masyarakat bertema zero waste melalui pelatihan pengolahan limbah kulit ari kedelai di Kampung Sanan, Kota Malang.
Kegiatan ini bertujuan mengedukasi warga tentang cara memanfaatkan limbah kulit kedelai menjadi bahan pangan bernilai ekonomis.
Baca Juga: Dijamin Nyaman! Rekomendasi Wisata Waduk di Malang yang Suasananya Sejuk dengan Pemandangan Alam Memukau Mata
Di mana zero waste sendiri merupakan konsep yang berfokus pada pengurangan limbah dengan memprosesnya kembali, dan berlandaskan pada prinsip 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle.

Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan baru dan memotivasi warga Kampung Sanan untuk lebih aktif dalam mengolah limbah kulit kedelai, guna mengurangi limbah produksi di Kampung Sanan.
Kegiatan pelatihan dari pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh warga sekaligus pelaku usaha tempe dari Kampung Sanan yang tergabung dalam POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Kampung Wisata Tempe Sanan.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pembukaan, sambutan dari perwakilan mahasiswa dan Ibu Dra. Trinil Sri Wahyuni selaku ketua POKDARWIS, sosialisasi dan pelatihan, kemudian penutup.
Sosialisasi berfokus pada pemaparan informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai identifikasi limbah yang dihasilkan di Kampung Sanan, penerapan program zero waste, hingga potensi limbah kulit ari kedelai untuk menjadi suatu olahan bernilai jual.
Sedangkan kegiatan pelatihan difokuskan pada berbagi pengetahuan dan tips-tips pengolahan kulit ari yang direkomendasikan oleh tim.
Mahasiswa melakukan demonstrasi singkat dari proses pengolahan kulit ari menjadi tepung melalui tahap-tahap yang berurutan, meliputi proses pembersihan, pengeringan, dan penggilingan kulit ari kedelai hingga menjadi tepung yang siap digunakan.
Selanjutnya setelah tepung berhasil dibuat, peserta pelatihan diberi kesempatan untuk mengolah tepung kulit ari kedelai menjadi kue kering “Donat Ari”, peserta diajak untuk membuat donat ari mulai dari pencampuran bahan hingga tahap akhir, yaitu pemanggangan.
Kegiatan ditutup dengan pemberian cinderamata serta modul pengolahan limbah kulit ari kedelai yang disertai dengan resep olahan menggunakan SPF (Soya Peel Flour) atau tepung kulit ari kedelai yang diharapkan dapat memberikan ide usaha baru untuk warga Kampung Sanan kepada perwakilan masyarakat Kampung Sanan.
Warga menyambut kegiatan ini dengan antusias, terlihat dari keaktifan peserta dalam sesi tanya jawab dan hasil angket yang menunjukkan peningkatan pengetahuan serta keterampilan terkait prinsip zero waste, khususnya pengolahan kulit ari kedelai.
Mayoritas peserta menyatakan memiliki motivasi untuk melanjutkan pengolahan tepung kulit ari dan produk turunannya (seperti membuat kue kering dari tepung kulit ari kedelai).
Tidak hanya selesai pada kegiatan pelatihan, kegiatan ini juga berlanjut pada “Gelar Karya” yang diadakan di Universitas Negeri Malang yang memamerkan produk-produk olahan dari tepung kulit ari kedelai yang di produksi oleh Kampung Sanan sebagai bentuk nyata berhasilnya pelatihan yang diberikan sekaligus aksi nyata warga Kampung Sanan mengimplementasikan pengetahuannya dalam mengolah limbah kulit ari kedelai menjadi bahan pangan yang bernilai ekonomis.
Kegiatan ini tidak hanya membantu meningkatkan keterampilan warga, tetapi juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat, serta mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Universitas Negeri Malang atas dukungan hibah yang mendanai seluruh rangkaian program, dari pelatihan hingga gelar karya.
Dukungan ini menunjukkan kolaborasi yang positif antara akademisi dan masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat, melalui kegiatan yang bermanfaat dengan menerapkan hasil penelitian dan keilmuan untuk membantu mengatasi masalah lingkungan.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Sumber: Rilis PPG UM
Editor: Herlianto. A