Malang – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang mencatat luas lahan sawah produktif di Kota Malang pada tahun 2025 tinggal 788 hektare. Meski terus tergerus pembangunan, sawah tersebut masih mampu menghasilkan sekitar 15 ribu ton gabah setiap tahun.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, mengatakan bahwa menyusutnya lahan pertanian menjadi tantangan serius di tengah pesatnya pembangunan perkotaan.
“Produksi gabah kita per tahun masih bisa mencapai 15 ribu ton dari 788 hektare sawah yang ada di Kota Malang,” ujar Slamet, Senin (7/4/2025).

Namun demikian, Slamet mengakui bahwa jumlah produksi tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat Kota Malang. Karena itu, pasokan beras di kota ini masih sangat bergantung pada daerah lain di sekitarnya.
Baca juga: Petani Kota Malang Panen 8 Ton Padi per Hektar, Wali Kota Malang: Ini Luar Biasa!
“Kekurangannya kami tutupi dengan distribusi beras dari luar kota, seperti Kabupaten Malang, Probolinggo, Blitar, hingga Kediri,” imbuhnya.
Upaya Maksimalkan Produksi di Tengah Minimnya Lahan
Minimnya lahan pertanian di wilayah perkotaan menjadi tantangan tersendiri dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. Untuk menyiasati keterbatasan tersebut, Pemkot Malang melalui Dispangtan terus mengupayakan optimalisasi lahan yang ada.
Salah satu strategi yang diterapkan adalah program intensifikasi pertanian melalui peningkatan jumlah masa tanam padi dari dua kali menjadi tiga kali dalam setahun.
“Kami mendorong agar petani bisa melakukan tiga kali masa tanam dalam setahun, tidak hanya dua kali seperti biasanya,” jelas Slamet.
Untuk mendukung program tersebut, pemerintah juga menyediakan berbagai bentuk bantuan seperti bibit unggul, pupuk bersubsidi, serta sarana penunjang lain seperti pestisida, racun tikus, dan jaring pelindung tanaman.
“Pupuk subsidi kami usulkan ke Kementan melalui kelompok tani yang didampingi penyuluh. Kami juga beri bantuan lainnya agar produktivitas tetap optimal,” lanjutnya.
Panen Raya di Bumiayu Capai 8 Ton per Hektare
Dalam kegiatan panen raya serentak nasional yang digelar pada 7 April 2025, lahan pertanian di wilayah Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang mencatat hasil produksi cukup tinggi, yakni mencapai 8 ton gabah per hektare.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Irigasi Jebol, 1 Hektar Lahan Petani di Kota Batu Rusak
Pemerintah pusat sendiri saat ini tengah menggencarkan program percepatan swasembada pangan nasional. Target yang sebelumnya dipatok selama empat tahun, kini dikebut menjadi dua tahun, bahkan diupayakan bisa tercapai hanya dalam satu tahun.
“Target swasembada pangan nasional dari empat tahun kini ditargetkan bisa tercapai dalam dua tahun. Harapannya bahkan bisa satu tahun,” pungkas Slamet.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
redaktur: jatmiko