MALANG, Tugumalang.id – Isu yang berkaitan dengan implementasi nilai-nilai Pancasila selalu menjadi bahasan rutin di ruang publik oleh berbagai Lembaga atau instansi.
Salah satu pelaksana kajian rutin dan isu nasional yang berkaitan dengan Pancasila yakni Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang (Lapasila UM). Unit kerja yang sering disebut sebagai Lapasila UM ini rutin menggelar berbagai acara dan kajian strategis.
“Setiap tahun sejak berdiri pada 1967, Lab Pancasila UM selalu melakukan kajian rutin bertemakan isu nasional,” jelas Dr Lusiana M Tijow, S.H., M.H. selaku kepala Lapasila UM saat ditemui, Kamis (11/5/2023).
Menurut Lusiana, kampus di Indonesia yang memiliki pusat kajian Pancasila hanya ada 3 perguruan tinggi. Selain Lapasila UM sebagai lembaga yang paling dulu berdiri, juga ada pusat kajian pancasila Universitas Gadjah Mada dan Universitas Pendidikan Indonesia. “Kalau di UGM P2P, pusat pengkajian Pancasila, sama di UPI juga punya,” terangnya.

Sebagai Pusat Pengkajian Pancasila (P3), Lapasila UM sudah cukup terkenal atas kontribusinya secara nasional. Laboratorium Pancasila menjalankan berbagai program penting dan mengkaji isu-isu strategis.
Salah satu UPT di UM ini beberapa mengalami pergantian nama hingga akhirnya saat ini bernama Laboratorium Pancasila UM. “Kalau laboratorium bisa lengkap sehingga output juga bisa berbentuk buku yang lengkap sejarahnya,” jelas Lusiana.
BACA JUGA: Daya Tampung Universitas Negeri Malang SNBP 2023 Jalur Prestasi
Menurutnya, tujuan utama Lapasila yang pertama adalah memperkenalkan Pancasila. Selanjutnya yakni berusaha mengamalkan Pancasila baik di masyarakat, mahasiswa dan civitas akademika.
Ia lalu bercerita tentang kegiata Kemah kader Pancasila yang dilakukan ditengah-tengah masyarakat. Tujuannya yakni bagaimana membangun ideologi Pancasila itu di masyarakat.
“Masyarakat sekarang kan hanya mengenal dan hafal. Tapi bagaimana implementasinya,” terangnya.
Kemah Pancasila diikuti oleh sekitar 70 orang. Nantinya, desa tersebut yang akan jadi desa Pancasila dan menjadi desa percontohan. Lapasila menyasar local wisdom yang nantinya menjadi penggerak untuk mengimplementasikan Pancasila.
Lusiana selaku Kepala Lapasila UM pun menekankan bagaimana pentingnya laboratorium tersebut dalam lingkup civitas akademik termasuk secara rutin melibatkan mahasiswa.
“Lab ini sangat penting karena sekarang moralitas bangsa terdegradasi. Jadi dengan lab ini, bukan hanya sekedar mengenal. Tapi membangun moralitas bangsa. Nah, mahasiswa ini kader-kader nya,” ujar Lusiana.
Penulis: Imam A. Hanifah
editor: jatmiko