Malang – Meski Kota Malang telah masuk dalam PPKM Level 2, namun Universitas Brawijaya (UB) Malang masih menunggu kondisi pandemi stabil.
Rektor UB, Prof. Nuhfil Hanani menuturkan bahwa pihaknya belum mengajukan izin terkait kegiatan perkuliahan tatap muka kepada Satgas Covid-19 Kota Malang meski sudah ada kelonggaran.
“Kami belum mengajukan. Jadi nunggu perkembangan dulu, sekarang kan Kota Malang ini masih level 2 jadi masih tanda kutip masih belum stabil,” ujarnya, Rabu (20/10/2021).
Disebutkan, saat ini UB hanya menerapkan perkuliahan tatap muka terbatas bagi pembelajaran yang tak memungkinkan dilakukan daring. Seperti diantaranya, kegiatan praktikum, bimbingan skripsi, koas hingga magang.
Sementara kegiatan perkuliahan dalam kelas, pihaknya memastikan masih melalui daring. Meski begitu, pihaknya juga berencana akan menerapkan kegiatan perkuliahan tatap muka pada semester depan yakni awal tahun 2022.
“Kan ini kan sudah mau semester genap, sudah UTS. Jadi kami coba diselesaikan dulu daring ini. Nanti semester depan baru luring full,” ucapnya.
“Sementara ini kita belum rapat dengan dekan dekan. Jadi yang jelas luring akan dibuka semester depan. Tapi semuanya lihat situasi nanti,” imbuhnya.
Dia juga mengatakan bahwa saat ini dari 68 ribu mahasiswa UB, sekitar 88 persen mahasiswa telah menerima vaksin Covid-19. Sehinga pihaknya tak mempermasalahkan jika nantinya kegiatan perkuliahan diharuskan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.
“Kita sudah survei, mahasiswa UB di seluruh Indonesia sekitar 88 persen sudah vaksin semua. Jadi gak masalah jika menggunakan Peduli Lindungi,” jelasnya.
“Nanti akan kita siapkan semua lah terkait aplikasi tersebut. Jadi kita akan mengadakan pertemuan dengan dekan dekan dulu untuk semester depan,” tutupnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Sujatmiko