Malang, Tugumalang.id – Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax di Malang mengalami penurunan hingga 20 persen usai pemerintah menetapkan kenaikan harga BBM pada awal September 2022 lalu. Sementara itu, penjualan BBM jenis pertalite mengalami peningkatan.
Section Head Communication Patra Niaga Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra menjelaskan bahwa konsumsi pertamax di Malang Raya yang biasanya mencapai 150 kiloliter per hari, kini mengalami penurunan hingga 20 persen atau 120 kiloliter per hari.
Dia juga mengatakan, konsumsi pertalite di Malang Raya yang biasanya mencapai 1.150 kiloliter per hari, kini mengalami kenaikan sekitar 10 persen atau 1.250 kiloliter.
“Kalau pertambahan konsumsi memang cenderung lebih banyak di roda empat,” ungkapnya, Senin (19/9/2022).
Meski begitu, dia mengatakan bahwa kondisi stok BBM di Terminal BBM yang ada di Kota Malang masih terbilang aman. Dia memperkirakan, stok tersebut masih aman hingga 14 hari kedepan.
Sementara itu, tampak di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Malang mulai SPBU Tlogomas, SPBU Sumbersari, SPBU Jalan Bandung, SPBU Trunojoyo hingga SPBU Mergan terjadi antrean panjang.
“Iya, memang akhir akhir ini justru ada antrian panjang di SPBU. Di SPBU Tlogomas tadi antre panjang, tapi ternyata di sini juga antre,” kata Baidowi Ahmad, driver ojek online di Kota Malang yang mengantre di SPBU Jalan Bandung.
Baidowi mengatakan bahwa BBM jenis pertalite yang dia gunakan terasa lebih cepat habis. Dia menyebut lebih sering mengisi BBM usai terjadinya kenaikan harga BBM.
“Kayaknya lebih boros pertalite ini setelah harganya naik. Mungkin kualitasnya beda atau bagaimana saya gak tau,” keluhnya.
Menanggapi hal itu, Setion Head Cammunication Patra Niaga Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra mengatakan bahwa jika BBM digunakan pada mesin yang tak sesuai spesifikasi tentu akan lebih boros BBM.
“Jadi konsumen sebaiknya juga melihat kembali spesifikasi kendaraannya membutuhkan BBM RON berapa. Jika BBM yang digunakan sesuai dengan spesifikasi mesin, maka tak akan terjadi hal hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko