Tugumalang.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus optimis dalam penanganan COVID-19. Tak sekedar jaminan kesehatan, upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara aktif terus digalakkan untuk menekan kasus COVID-19, juga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sederet inovasipun digeber dengan memanfaatkan teknologi di era digital ini. Salah satunya, program antrian online di seluruh Puskesmas Kota Malang. Lalu, pemanfaatan dashboard Penerima Bantuan Iuran – Jaminan Kesehatan Nasional (PBI-JKN) hasil kerja sama dengan BPJS Kesehatan dapat menyajikan database bagi pengambilan kebijakan promotif dan preventif maupun kuratif bagi masyarakat peserta BPJS Kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif, mengatakan bahwa setiap puskesmas di Kota Malang juga turut memiliki inovasinya masing-masing selama pandemi. Salah satunya, Puskesmas Rampal Celaket dengan inovasi SIMOLI (Sistem Monitoring Limbah) Tanggap COVID-19.
“Jadi petugas kesehatan akan melakukan monitoring terhadap kondisi limbah rumah tangga di setiap warganya sebagai upaya kebersihan lingkungan. Apakah di tempatkan di tempat yang benar atau dibuang di tempat yang benar,” ujarnya
Mengingat, Kota Malang sebagai salah satu daerah perkotaan padat penduduk memiliki resiko tinggi penyebaran pandemi. Tercatat sejak ditemukannya kasus pertama tanggal 17 Maret 2020, jumlah kasus konfirmasi positif di Kota Malang sampai dengan 25 Maret 2021 mencapai 6.177 kasus.
Untuk itu, proses vaksinasi juga masih terus digulirkan dengan cepat. Dari total 91.520 dosis yang diterima, sebelumnya telah didistribusikan untuk seluruh tenaga kesehatan (Nakes) Kota Malang sebagai prioritas pertama.
Selanjutnya, pada kelompok sasaran tahap dua yang meliputi pelayan publik, guru, pekerja seni, wartawan, kader PKK, pekerja sektor transportasi. Segera disusul oleh kelompok lansia dan pedagang hingga masyarakat.
“Ini masih akan terus berjalan, vaksinnya menunggu dari Kemenkes, karena droppingnya (dikirim) bertahap. Jadi sekarang dapat dropping berapa vaksin nanti segera kita kerjakan,” jelasnya.
Saat ditanya soal target selesainya pelaksanaan vaksinasi tahap 2, lanjut Husnul, akan bergantung pada berapa lama dropping vaksin itu dilaksanakan. Lantaran jumlah permintaan yang sangat banyak.
Guna merawat pasien COVID-19, Pemerintah Kota Malang juga menyediakan safe house dan RS Lapangan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk merawat pasien dengan gejala ringan ataupun Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Sejauh ini sangat optimal penggunaannya dalam mencegah penularan COVID-19 di masyarakat. Makanya ada COVID-19 Hunter adalah mereka yang mengevakuasi masyarakat positif COVID-19 yang masih isolasi mandiri dirumah ke safe house maupun RS Lapangan,” tukasnya.
Alhasil, sejumlah indikator penanganan COVID-19 di Kota Malang menunjukkan grafik membaik. Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 mencapai 90,45%. Dampaknya kini tingkat keterisian ruang isolasi covid di Rumah Sakit (BOR) terkendali pada kisaran 30% saja.
Lebih jauh, upaya tersebut juga ditunjang oleh efektivitas Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro sampai jilid III. Dalam laporan per 11 – 22 Maret 2021, tercatat ada 74 kasus saja selama 2 minggu periode tersebut.
Termasuk kian bertambahnya jumlah RT Kategori Hijau menjadi 4.171 RT pada akhir periode PPKM Mikro jilid III. Dengan demikian hanya tersisa 102 RT zona kuning dan ada zona merah maupun oranye.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji, dalam berbagai kesempatan senantiasa menyampaikan apresiasinya terhadap para pejuang kesehatan Kota Malang. Dalam menyambut HUT ke-107 pada 1 April, pihaknya tetap mengimbau agar masyarakat menguatkan protokol kesehatan dengan skema 6M.
Yakni, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas, menjauhi kerumunan, dan menjaga imun.
“Jangan lengah, tetap disiplin protokol kesehatan, bukan hanya untuk mengurangi resiko terpapar, tapi juga memastikan bahwa pemulihan ekonomi lebih cepat berjalan, ” pungkasnya.(ads)
Reporter: Feny Yusnia
Editor: Fajrus Sidiq