Tugumalang.id – PT Aharu Cakra Indonesia sebagai produsen biomassa di Malang dan PT Terramas Nature Resource menjalin kerja sama dengan PLN Energi Primer Indonesia dalam pengembangan dan pengelolaan biomassa berbasis pemanfaatan sumber daya setempat.
Sinergi pengembangan biomassa itu dilakukan dalam rangka pemenuhan pasokan energi primer dan mendukung gerakan nol emisi karbon. Sinergi tersebut secara resmi dilakukan pada Rabu (25/10/2023).
Dirut PT Aharu Cakra Indonesia, Samsul Huda menjelaskan bahwa pihaknya siap melakukan pengembangan biomassa untuk menyulai kebutuhan energi nasional maupun ekspor.
Baca Juga: Kayutangan, Sutiaji dan Cerita Tentang Bangkitnya Wisata di Kota Malang
“Pada intinya kami ingin bersinergi agar biomassa dari Malang ini digunakan untuk Co-firing (substitusi batu bara dengan biomassa), kami siap support untuk kebutuhan PLN juga supaya ke depan Co-firing ini bisa dijalankan bukan hanya di Indonesia tapi juga seluruh dunia,” ucapnya, Kamis (26/10/2023).
PT Aharu sebagai produsen biomassa berupa wood pellets itu mampu menjadi penyedia kebutuhan Co-firing yang saat ini sedang digencarkan oleh PLN. “Produksi kami di Malang saat ini bisa mencapai 5 ribu ton wood pellets dalam sebulan. Kemudian di Gresik sekitar 3 ribu ton per bulan,” ujarnya.
Menurutnya, sinergi ini juga akan melibatkan masyarakat sekitar dalam menyuplai bahan baku biomassa. Masyarakat yang memiliki limbah pertanian hingga perkebunan akan dilibatkan dalam pengembangan dan pengelolaan biomassa itu.
Baca Juga: Siap Jadi Teman Berpetualang, Mitsubishi XFORCE Hadir di Kota Malang
“Jadi setiap daerah pasti ada perkebunan dan pertaniannya yang biomassanya bisa dimanfaatkan,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Biomassa PT PLN Energi Primer Indonesia, Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan bahwa pihaknya memang tengah berkomitmen menurunkan emisi di pembangkit pembangkit energi dari PLN melalui biomassa.
“Pengelolaan energi primer biomassa ini memang tahap pertama untuk Co-firing PLTU PLN. Jadi 2022 kemarin sudah setengah juta ton. Kemudian 2023 programnya bisa 1 juta ton,” paparnya.
Pengembangan biomassa untuk Co-firing ini pada 2024 juga telah diprogramkan bisa mencapai mencapai 2,8 ton dan 2025 mencapai 10 ton. Puncaknya, PLTU Indonesia zero emisi terwujud pada 2060.
Unsur atau bahan produk biomassa ini menurutnya memang bisa memanfaatkan melalui limbah pangan, pertanian hingga perkebunan. Dengan demikian, pihak industri bisa berkolaborasi dengan masyarakat setempat dalam menyediakan bahan baku biomassa.
“Jadi arahnya memang penurunan emisi yang bisa berdampak pada ketahanan iklim. Dengan pengembangan biomassa berbasis sumber daya setempat, tentu akan terbentuk ketahanan energi, ketananan sosial dan ketahanan ekonomi,” tuturnya.
Dirut PT Terramas Nature Resources, Cho Hyuncho menambahkan bahwa kebutuhan biomassa global saat ini saat ini cukup besar. Dikatakan, potensi terbesar biomassa Asia berada di Indonesia.
“Di Asia Tenggara, biomassa hampir habis kecuali Indonesia. Jadi Indonesia adalah masa depan biomassa. Jadi dengan sinergi ini kami siap mengembangkan biomassa Indonesia,” ujarnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A