BATU – Angka kasus serangan demam berdarah dengue (DBD) di Kota Batu mulai meningkat. Hingga masuk bulan Februari 2022 ini, sudah ada 11 kasus DBD. Sebab itu masyarakat diimbau tetap waspada selain juga mewaspadai lonjakan kasus COVID-19 varian Omicron.
Disebutkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu Kartika Trisulandari, kasus terbanyak terjadi Kecamatan Bumiaji sebanyak 6 kasus, Kecamatan Batu 3 kasus dan Kecamatan Junrejo ada 2 kasus.
”Sepantauan kami ini sudah terbilang tinggi karena tahun lalu saja sampai akhir tahun hanya 19 kasus,” ucap Kartika dihubungi, Selasa (8/2/2022).
Menurut Kartika, penyebab paling besar kasus DBD besar berasal dari gaya hidup masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya. Kartika meminta warga mewaspadai tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Lebih baik lagi jika warga mulai aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara menguras genangan air serta menutup tempat air yang bisa menjadi sarang nyamuk aedes aegypti yang berbahaya.
Dengan melakukan PSN, jelas Kartika, pencegahan serangan wabah DBD ini bisa ditekan karena mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty yang berbahaya.
“Jadi fokusnya lebih banyak preventif, yakni dengan mencegah nyamuk berkembang biak dengan cara menutup genangan air. Jadi kalau itu dilakukan rutin, maka kemungkinan serangan DBD bisa ditekan,” tuturnya.
Kartika menyarankan untuk membersihkan sarang nyamuk sebanyak seminggu sekali. Dengan begitu, tempat-tempat tersebut bisa bebas dari jentik nyamuk.
Seperti diketahui, wabah DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Albovirus B. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul tahunan seriring musim penghujan dan dapat menyerang seluruh umur. Hingga saat ini, belum diketahui ada vaksin untuk mengobati serangan DBD.
Reporter: Ulul Azmy
editor:jatmiko