MALANG | TuguMalang.id – Kajian Spirit Gemilang kembali digelar di Camp King Sulaiman, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang pada Selasa (9/8/2022). Kali ini menghadirkan enam narasumber. Dihadiri puluhan peserta dari berbagai kota yang ingin belajar banyak tentang membangun bisnis.
Sesi pertama diisi pendiri RSU Wajak Husada, Puguh Wiji Pamungkas. Ia menyampaikan teladan pahlawan nasional Jenderal Sudirman yang berhasil memperkuat kesatuan rakyat Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan digaungkan.
“Hal yang paling fenomenal dari beliau adalah long march atau gerilya dari Yogyakarta ke Jawa Barat selama tujuh bulan,” kata Puguh.
Menurutnya ini adalah strategi unik yang berhasil mengokohkan Indonesia. Strategi seperti ini juga bisa diterapkan di dalam bisnis.
Sesi kemudian dilanjutkan oleh Salim Suharis, seorang Mastet G-Coach Pro yang mengkaji sebuah buku karya Verne Harnish berjudul Scaling Up: Bagaimana Perusahaan Menentukannya dan Mengapa Tidak Tercapai karya.
“Menurut buku ini, ada empat aspek yang harus diperhatikan, digerakkan, dan dikontrol jika ingin melakukan scale up bisnis,” ujar Salim.
Keempat aspek tersebut adalah people, strategy, execution, dan cash. Ia juga menyebut pentingnya mengetahui tentang strength, weakness, opportunity, dan threat (SWOT).
“Ketika kita tidak memahami apa yang menjadi kelemahan, kekuatan, dan peluang serta tantangan, maka proses scale up akan sulit dihadirkan,” imbuhnya.
Sesi ketiga diisi M Iwan BD, CEO dan pendiri Smart Plus. Ia menjelaskan pentingnya menentukan segmentasi dalam berbisnis. Segmentasi yang tidak tepat akan membuat bisnis gagal meskipun produk yang ditawarkan sangat bagus. Untuk itu, perlu juga mendengar apa yang benar-benar dibutuhkan oleh pelanggan sehingga pebisnis bisa menawarkan produk yang tepat.
“Customer saat ini loyal bukan karena service saja. Tetapi ketika kita mendengar keluh kesah mereka,” kata Iwan.
Pada kesempatan ini Coach Imam Muhajirin Elfahmi atau yang akrab dipanggil Coach Fahmi mengatakan bahwa Camp King Sulaiman adalah awal dari lahirnya pemikir-pemikir besar.
Ia menyebut University of Pennsylvania mengelompokkan manusia ke dalam dua jenis, yang pertama adalah orang yang berpikir besar. Mereka yang tahu apa yang mereka inginkan dan apa yang akan mereka perbuat. Jenis kedua adalah orang-orang biasa yang memikirkan apa yang tidak mereka miliki dan siapa yang harus disalahkan.
“Camp King Sulaiman, tempatnya masih kecil. Tapi ini adalah tempat menyemaikan pikiran-pikiran besar,” kata Coach Fahmi.
Acara dilanjutkan dengan sesi dari Ustaz Al Khattath Gatot Saptono. Kepada para pebisnis dan calon pebisnis yang hadir, ia menekankan agar sebagai umat Islam, mereka tak lupa dengan tujuan akhirnya.
Ia mengutip Al-quran Surah Al-Qasas ayat 77 yang menyebut bahwa ada negeri yang bernama negeri akhirat.
“Capailah olehmu dengan apa saja yang Allah berikan kepadamu untuk mencapai negeri akhirat. Tujuan utama kita adalah negeri akhirat. Ini harus menjadi jimatnya para pengusaha,” kata Al Khattath.
Sesi terakhir diisi oleh Rachmad Santoso, pendiri Jade Indopratama. Ia menceritakan suka dukanya selama membangun bisnis dari nol.
Ia mengakui salah satu inspirasinya dalam berbisnis adalah sebuat kalimat dari iklan rokok yang berbunyi, “think big if you want to be big.”
“Saya pikir butuh keberanian untuk menjadi yang terbesar. Sejak itulah saya bermimpi untuk menjadi besar,” katanya.
Ia juga membagikan jatuh bangun yang harus ia alami untuk membuat Jade Indopratama menjadi sebesar sekarang. Menurutnya, masa-masa sulit itu adalah hal yang biasa.
“Shrinking itu pasti, tapi di suatu saat setelah itu pasti ada keindahan. Di suatu kesusahan pasti ada kemudahan,” pesan Rachmad.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id