LUMAJANG – Di tengah kerja jurnalistiknya, Bahana Patria Gupta, pegiat literasi yang juga fotografer Kompas menyempatkan diri untuk menghibur anak-anak pengungsi korban bencana erupsi Gunung Semeru. Dia membuat boneka lucu dari sampah kardus.
Siang itu, ketika waktunya sudah luang, dia menuju pengungsian di SDN 04 Supiturang. Dia lalu mengajak anak-anak bergabung untuk membuat boneka dari kardus bekas yang telah dikumpulkan dari tempat sampah.
Setelah jadi, Bahana menggunakan boneka kardus berbentuk kepala lucu itu untuk bercerita. Dalam ceritanya, dia menyisipkan pesan-pesan kecintaan terhadap lingkungan.
”Harapan saya mereka bisa mengenal dan mencintai lingkungan sejak dini,” jelas Bahana, Senin (13/12/2021) lalu.
Selain itu, lanjut Bahana, dirinya tergerak melakukan kegiatan ini semata-mata untuk menghibur anak-anak agar melupakan sejenak bencana yang telah mendera mereka. Total sudah 10 hari ini mereka hidup di pengungsian.
”Paling tidak, bisa meringankan rasa trauma mendalam mereka. Apalagi anak-anak ini yang justru lebih rentan, mereka juga perlu dapat perhatian,” jelasnya.
Tak hanya Bahana, anak-anak yang ikut mendengar kisahnya ini juga diajari cara membuat boneka dari kardus. Dengah telaten, dirinya pun menuntun anak-anak membuat kardus sesuai imajinasi mereka. Mereka diminta menamai boneka mereka sendiri.
Dengan begitu, harap Bahana, anak-anak ini bisa tetap menumpahkan kreativitasnya bahkan dari limbah sekalipun.
”Saya harap ajakan saya ini punya stimulus positif bagi mereka,” harapnya.
Jannah, salah satu anak pengungsi dari Desa Supiturang mengaku senang diajak bermain boneka kardus ala Bahana. Jannah mengaku antusias begitu melihat boneka bikinan Bahana. Ia pun ikut membuat boneka kardus seperti yang diajarkan Bahana. Dengan cekatan, dia menamai bonekanya dengan nama Cila.
”Lucu kan,” ujarnya.
Sebagai informasi, hingga 10 hari pasca bencana erupsi ini terjadi, total 9.374 warga di 2 kecamatan di Kabupaten Lumajang mengungsi. Hingga saat ini, aktivitas vulkanik gunung berapi tertinggi di Jawa ini masih belum dikategorikan stabil. Warga masih direkomendasikan untuk mengungsi.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A