Tugumalang.id – Sejumlah mahasiswa asing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB UNISMA) bercerita pengalamannya berpuasa di Indonesia. Cerita itu disampaikan dalam Ngobrol santai (Ngobas) oleh Tim Studio Marketing & Entrepreneurship bekerja sama dengan program IDD Talk FEB UNISMA.
Pada edisi podacst edisi yang ke 12 ini memang terasa sangat spesial karena dilakukan di bulan suci Ramdan dan diikuti oleh mahasiswa asing yang sedang belajar di FEB UNISMA. Mahasiswa yang mengikuti podcast kali ini berasal dari Uzbekistan dan Brunai Darusslam.
Tiga mahasiswa yang berasal dari uzbekistan adalah Shakhzod Tulaganov, Sevara Sultanova, dan Ravshan Habiyev. Sedangkan mahasiswa dari Brunai Darussalam adalah Irfan Hadeef Adam.

Podcat ini dipandu oleh Erfan Efendi selaku Direktur IDD FEB dan Denny Chandra ketua Lab Studio Marketing & Entrepreneurship.
Acara podcast itu dibuka oleh Dekan FEB UNISMA, Nur Diana SE MSi. Dalam kesempatan ini dia menyampaiakan rasa bahagianya karena beberapa mahasiswa asing bisa belajar di FEB UNISMA.
Hal ini menunjukkan bahwa berbagai upaya internasionalisasi di fakultas telah membuahkan hasil konkret. Dia juga berharap mahasiswa bisa belajar dengan baik dan mampu menimba berbagai pengalaman selama masa studinya.

Oleh karena itu, FEB Unisma selalu membuat berbagai program seperti seminar, international community services, podcast, conference, berkunjung ke industri dan berbagai kegiatan internasional lainnya untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa asing mendapatkan pembelajaran dan pengalaman secara optimal.
Dalam podcast tersebut, para mahasiswa berbicara tentang tantangan dan pengalaman yang mereka hadapi saat menjalankan ibadah puasa selama Ramadan di Indonesia. Mereka berbicara tentang perbedaan budaya dan tradisi, serta bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan baru mereka.

“Memiliki kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa di Indonesia adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya,” kata salah satu mahasiswa dalam podcast tersebut.
“Saya belajar banyak tentang budaya dan tradisi di Indonesia, dan saya merasa lebih terhubung dengan masyarakat setempat,” lanjutnya.
“Saya juga kaget saat tahu ada muslimah ikut salat tarawih di Masjid karena di Uzbekistan wanita tidak salat tarawih ke masjid,” ungkap tamu podcast lainnya.

“Hal paling sulit saat berpuasa di Indonesia adalah rasa rindu kepada keluarga. Saya sangat rindu berpuasa bersama keluarga,” imbuh tamu podcast lainnya.
Podcast tersebut telah menerima respons yang positif dari pendengarnya, dengan banyak orang yang menyambut baik upaya para mahasiswa untuk membagikan pengalaman mereka dalam menjalankan ibadah puasa selama Ramadan di Indonesia.
“Ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana budaya dan agama dapat menjadi jembatan untuk membangun pemahaman dan toleransi di antara kita,” kata salah satu pendengar podcast tersebut.
Reporter: Manda
Editor: Herlianto. A