Malang – Tugu Media Group bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang sukses menggelar webinar series #1 bertajuk Strategi Mengatur Keuangan di Masa Pandemi. Webinar peningkatan literasi keuangan ini mengulas tentang strategi merdeka finansial untuk masa depan.
“Mulailah perencanaan keuangan dari usia muda supaya merdeka finansial bisa tercapai. Insyaallah bisa asalkan kita displin,” ujar Dr. Dwi Wulandari SE, MM, CFP, Financial Planner sekaligus Dosen Universitas Brawijaya Malang, Selasa (27/6/2021).
Dwi mengatakan, bahwa untuk mewujudkan keinginan di masa depan maka harus memiliki strategi atau perencanaan keuangan yang baik dan benar. Kemudian perencanaan keuangan ini juga harus dijadikan prioritas utama agar fokus pada tujuan utama.
“Sudah banyak yang membuktikan bahwa dengan perencanaan keuangan, walaupun gaji tak banyak tapi ketika alokasinya benar ternyata hidup kita bisa jauh lebih sejahtera,” ucapnya.
Strategi keuangan yang baik menurutnya yaitu dengan cerdas keuangan sejak muda. Strategi ini dilakukan demi bisa menciptakan sumber sumber penghasilan dan kemudian bisa mengembangkan penghasilan dengan optimal.
“Kita harus cerdas menghasilkan uang dengan fokus ke skill kita, bisanya apa. Kemudian fokus kebutuhan pasar, apa yang dibutuhkan pasar. Jadi permintaan pasar yang lagi ramai kemudian kita cocokkan dengan skil kita, maka penghasilan akan datang,” paparnya.
Setelah bisa menghasilkan uang, maka cara selanjutnya adalah cerdas mengalokasikan uang. Misalnya dengan menginvestasikan uang kita agar bisa semakin berkembang dan memunculkan sumber pendapatan baru.
“Kita harus mengalokasikan uang dengan benar. Kalau alokasinya benar maka kita bisa punya kesempatan mengembangkan uang. Kemudian lindungi uang agar terhindar dari inflasi, salah satunya dengan berinvestasi,” imbuhnya.
Selain itu, pemuda juga harus mulai membiasakan diri untuk bisa mengatur pengeluaran dengan sehat. Kemudian menyisihkan pendapatan untuk dana darurat, asuransi, investasi, merencanakan hari tua dan merencanakan distribusi kekayaan.
Pengeluaran juga harus dijaga dengan ketat agar tak mengalami kegagalan perencanaan keuangan. Salah satunya dengan menentukan pos pos pengeluaran yang terencana.
“Jangan lupa pengeluaran sosial minimal 2,5 persen, menabung dan investasi minimal 10 persen kalau bisa lebih, cicilan maksimal 30 persen, kebutuhan rutin maksimal 60 persen, dan life style maksimal 20 persen,” bebernya.
Keuangan juga perlu dievaluasi agar alokasi keuangan bisa diidentifikasi apakah menumbuhkan atau justru menurunkan pendapatan maupun aset. Selain itu juga untuk mengidentifikasi perbandingan hutang dan aset.
“Kalau hutang kita kurang dari 50 persen aset kita, maka bisa dibilang masih aman. Tapi jika hutang kita lebih dari jumlah aset kita maka keuangan ini yang berbahaya. Untuk itu selesaikan dulu hutangnya,” jelasnya.
“Agar terhindar dari hutang, maka kita harus bisa membedakan keinginan dan kebutuhan. Hutang itu harus digunakan untuk keperluan produktif, jangan yang konsumtif,” imbuhnya.
“Minset apa kata besok deh, nah yang begini ini bahaya karena biasanya merepotkan orang lain. Maka kita harus memiliki perencanaan agar minimal tidak merepotkan orang lain,” katanya.
Sementara itu, Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri dalam kesempatannya menyampaikan, dalam situasi pandemi ini semua elemen masyarakat harus optimis dan saling bersinergi dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Sebentar lagi Indonesia akan memperingati HUT ke-76 maka diharapkan, kita semakin kuat, tangguh dan tentu literasi keuangan kita meningkat,” ucapnya.
Dia juga berharap, mahasiswa maupun peserta webinar tersebut bisa menjadi penyambung lidah untuk menyampaikan literasi keuangan kepada masyarakat luas. Dengan demikian, akan semakin banyak yang bisa mencapai mereka finansial dimasa mendatang.
“Kalau kita bisa merdeka finansial maka kita bekerja, belajar menjadi fokus sehingga masa depan semakin cerah. Tentunya ini menjadi kebanggaan dan modal untuk Indonesia semakin maju,” paparnya.
Terpenting menurutnya, seberapa penghasilan seseorang maka sebaiknya juga melakukan perencanaan keuangan yang baik dan benar. Tak ada gunanya penghasilan besar namun masa depannya ternyata kesulitan keuangan.
“Biaya hidup seharusnya tidak terlalu mahal tapi karena gaya hidup menjadikan pengeluaran lebih mahal,” ucapnya.
“Tetap semangat berinvestasi diusia muda atau merencanakan keuangan supaya di hari tua kita bahagia dan merdeka secara finansial,” tutupnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Sujatmiko