Malang, Tugumalang.id – Ketersediaan bahan bakar fosil semakin menipis di tengah meningkatnya aktivitas industri dan kebutuhan energi masyarakat. Melihat kondisi ini, Adam Yonanda, lulusan terbaik Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, menciptakan solusi inovatif: mengolah limbah tongkol jagung menjadi biobriket ramah lingkungan.
Adam, putra asal Sidoarjo, berhasil mengubah limbah pertanian yang selama ini kurang dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif berkualitas tinggi. Lewat penelitiannya berjudul “Optimalisasi Jenis dan Konsentrasi Perekat Alami Terhadap Karakteristik Biobriket Tongkol Jagung”, Adam mengevaluasi pengaruh berbagai jenis dan konsentrasi perekat alami terhadap kualitas biobriket.
“Kita menghadapi ancaman kelangkaan bahan bakar fosil, padahal limbah seperti tongkol jagung tersedia melimpah. Inovasi ini bertujuan memanfaatkan limbah tersebut sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan,” ujarnya.

Uji Tiga Jenis Perekat Alami
Dalam penelitiannya, Adam menguji tiga jenis perekat alami: tepung tapioka, tepung sagu, dan tepung terigu, dengan konsentrasi berbeda-beda. Ia menilai kualitas biobriket dari berbagai aspek, seperti kadar air, kadar abu, nilai kalor, dan laju pembakaran.
Hasilnya, biobriket dengan perekat tepung tapioka 15 persen menunjukkan karakteristik terbaik dan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Perekat berperan penting dalam menentukan kekuatan dan kualitas biobriket. Komposisi kimiawi tiap jenis perekat memberi pengaruh yang berbeda,” jelasnya.
Baca juga: Lulusan ITN Malang Ciptakan Alat Deteksi Jantung Janin Tanpa Sentuhan, Akurat dan Inovatif
Proses Pembuatan Sederhana
Adam menjelaskan, proses pembuatan biobriket cukup mudah dan bisa diaplikasikan masyarakat. Dimulai dari mengkarbonisasi 1 kg tongkol jagung hingga menghasilkan 600 gram arang. Arang kemudian dihaluskan menggunakan grinder dan disaring dengan ayakan ukuran 60 mesh untuk menghasilkan serbuk arang halus.
Serbuk arang tersebut dicampur dengan perekat alami dan air hangat secukupnya hingga adonan kalis. “Dari 50 gram serbuk arang, bisa dihasilkan tiga buah briket siap pakai,” ungkapnya.
Adam berharap hasil penelitiannya bisa menjadi inspirasi pengembangan energi terbarukan berbasis limbah pertanian, sekaligus solusi nyata mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Baca juga: Ciptakan Game Petualangan, Iva Raih Predikat Lulusan Terbaik ITN Malang
Wisudawan Terbaik ITN Malang 2025
Lulusan ITN Malang tahun 2025 ini berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 3,5 tahun dengan IPK 3,94, dan dikukuhkan sebagai wisudawan terbaik. Anak dari pasangan Agus Yulianto dan Yani Maryani ini juga aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan organisasi kampus.
Selama kuliah, ia meraih sejumlah prestasi nasional, di antaranya lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di dua kategori—PKM Riset Eksakta (RE) dan PKM Karsa Cipta (KC)—serta aktif dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dan Abdidaya PPK Ormawa tingkat nasional.
Adam juga dipercaya sebagai asisten Laboratorium Kimia Dasar dan Operasi Teknik Kimia, serta aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HMTK) ITN Malang.
“Saya sangat bersyukur bisa kuliah di ITN Malang. Di sini saya banyak belajar, berkembang, dan bisa mewujudkan ide menjadi inovasi nyata,” pungkasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
redaktur: jatmiko