Tugumalang.id – Anggrek bulan menjadi satu dari banyak jenis anggrek yang ditetapkan sebagai satu dari tiga bunga endemik asli indonesia sebagai Puspa Pesona. Hal itu telah ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 4/1993.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) ditetapkan menjadi Puspa Pesona Indonesia bersama Bunga Melati (Jasminum sambac) sebagai Puspa Bangsa dan bunga Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) sebagai puspa langka.
Keberadaan anggrek bulan sendiri ditemukan kali pertama di Ambon pada 1750. Sejak ditemukan, anggrek bulan ini banyak diburu kolektor tanaman hias. Tak jarang, anggrek bulan ini juga diburu untuk kemudian dibudidayakan.
Anggrek bulan sampai sekarang dikenal menjadi spesies indukan penting yang telah melahirkan banyak anggrek keturunan hibrida. Hasil hibrida dari spesies indukan ini memang terkenal memiliki keunggulan tersendiri pada bagian bunganya.
Bahkan bunga Anggrek amabilis ini bisa bertahan lama sampai 2 bulan lebih. Anggrek bulan sendiri selain di Ambon juga banyak tersebar luas di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Penamaan anggrek bulan ini di masing-masing daerah juga berbeda. Seperti di Jawa Barat misalnya disebut Anggrek Menur. Lalu di Bali dinamalan Anggrek Wulan hingga dinamai Anggrek Terbang do Maluku.
Anggrek bulan tergolong sebagai tumbuhan epifit atau betahan hidup dengan cara menempel pada cabang atau batang pohon. Kebanyakan anggrek bulan dijumpai di wilayah hutan tropis.
Meski begitu, anggrek ini juga bisa dibudidayakan di rumah. Tentu saja, sudah banyak hasil budidaya anggrek ini yang dilakukan secara kultur jaringan. Anggrek bulan ini akan melahirkan tunas baru tangkai bunganya. Tunas itu baru bisa dipisahkan jika sudah mengeluarkan akar.
Jika Anda tertarik, Phalaenopsis amabilis ini menjadi anggrek spesies yang patut dikoleksi karena memiliki bunga yang cantik, mekar sempurna, dan tahan terhadap perubahan cuaca dan penyakit.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A