MALANG, Tugumalang.id – Selain meneladani sifat kepemimpinan Rasulullah SAW, umat Islam juga bisa meneladani kepemimpinan para sahabat Nabi.
Rektor Unisma, Prof Maskuri MSi menjabarkan, dalam sejarah Islam, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang istimewa perihal kepemimpinan dan keteladanannya yakni Abu Bakar Ash Shiddiq. Makna kepemimpinan yang pertama adalah amanah, kemudian khidmah.
“Ingat Abu Bakar Siddiq, ketika ditunjuk oleh para sahabat menjadi seorang khalifah pertama, yang diungkapkan adalah Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. ungkapan ini sesungguhnya menunjukkan bahwa Abu Bakar as-Siddiq memiliki sikap rendah hati,” ujarnya dikutip dalam Ensiklopedi Ramadan yang tayang di akun Instagram Tugumalang.id.
Baca Juga: Coach Fahmi Latih Ratusan Agen Samira Travel untuk Membangun Kepemimpinan Tangguh Agar Siap Scale Up Business
Abu Bakar dikenal sebagai sosok yang lembut dalam berbicara, sabar, dan dermawan. Kala itu, menyampaikan bahwa ia bukanlah orang yang terbaik. Namun, hanya memiliki tanggung jawab yang lebih berat.
Abu Bakar pun berpesan, agar ia diberikan masukan apabila melakukan hal-hal yang kurang baik. “Dia melayani masyarakat bukan minta dilayani oleh masyarakat,” sambungnya.
Prof Maskuri menyampikan, ketika Rasulullah beserta dengan Abu Bakar Ash Shiddiq menuju ke Madinah disertai Abdullah bin Uraiqith. Di tengah jalan, mereka kehabisan makanan. Bahkan Abdullah bin Uraiqith pada saat itu hampir pingsan.
Baca Juga: Legacy di Akhir Kepemimpinan, Kanwil PT Pegadaian Jatim Mulyono Rekso Terbitkan Buku
“Rasulullah minta kepada Abu Bakar untuk mencari makanan dan minuman di situ hanya ada domba dan kemudian izin kepada pemiliknya, Ummu Ma’bad untuk memerah susu dari dombanya hingga keluarlah air susu domba itu sebanyak 2 liter.
Ummu Ma’bad menjadi orang pertama yang meminum susu dari kambing ini. Ia minum susu hingga kenyang, lalu disusul Abu Bakar, dan terakhir Rasulullah SAW.
Rasa haus dan lapar telah terobati berkat susu kambing milik Ummu Ma’bad. Rasulullah dan Abu Bakar kemudian melanjutkan perjalanan menuju Madinah.
“Ini berarti, pemimpin adalah menjadi pelayan, yang ketiga adalah mas’uliyah. Di mana pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SAW sehingga berusaha untuk meringankan beban umatnya,” imbuhnya.
Makna kepemimpinan yang keempat, yakni mampu melindungi dirinya, dan mampu melindungi keluarganya. “Inilah sesungguhnya tugas pemimpin dalam pandangan Islam. Amanah, kemudian khidmah, mas’uliyah dan riayah,” tutup Maskuri.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A