Batu, Tugumalang.id – Dusun Rejoyoso di Desa Junrejo, Kota Batu menjadi daerah yang populer dengan hasil seni kriya dari kayu sejak puluhan tahun silam. Kira-kira sejak 1960. Menariknya, hasil produk mereka tetap disukai dan bertahan sampai sekarang.
Meski tak sebanyak dulu, jumlah UMKM seni kriya di sana masih tersisa 35 unit usaha. Mereka masih tetap memproduksi sejumlah barang seni kriya seperti cobek, entong, talenan dan masih banyak lainnya.
”Dulu sekitar 2010-an, masih ada 90 UMKM, tapi sekarang sudag menurun jadi 35 unit saja yang berhasil bertahan dengan sejumlah inovasi,” ungkap Koordinator UMKM Dusun Rejoso, Sukirno (55).
Seperti usaha miliknya sendiri berhasil bertahan sejak berdiri pada 1997. Tidak hanya memproduksi perlengkapan dapur, namun Sukirno juga berani menerima orderan sesuai kebutuhan konsumen. Itulah rahasianya dia bertahan.

Tidak bisa dipungkiri jika semakin kesini, peralatan juga sudah mengalami kemajuan. Jadi, tidak melulu produk seni kriya kayu hanya berkutat dari peralatan dapur saja.
Kini, dia masih bisa beraktivitas memproduksi berbagai macam produk hingga 500 unit tiap minggunya. Rata-rata, dia mengerjakan berbagai macam barang mulai kotak tisu, kotak perhiasan, tempat piring, tempat pisau, asbak dan lainnya. Harganya pun variatif. Mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu.
Sukirni bersyukur masih bisa bertahan dari gempuran zaman dan sekaligus menghidupi 25 orang karyawannya. Rata-rata, dia melayani orderan dari pengusaha perhotelan di Jawa Timur, Jakarta hingga Bali.
”Alhamdulillah paling mengejutkan itu pesanan dari Tiongkok,” ujarnya.
Dusun Rejoyoso sendiri sudah dinahbiskan menjadi desa wisata di Kota Batu. Mereka menjadi destinasi wisata edukasi kriya. Alhasil, sedikit demi sedikit, wisatawan ada juga yang datang. Dengan begitu, aktivitas ekonomi masyarakat sekitar juga ikut tergerak.
reporter: ulul azmy
editor:jatmiko