Tugumalang.id – Maraknya anak jalanan (anjal) berkeliaran menjadi perhatian DPC PDIP Kota Malang. Untuk itu, mereka menggelar Diskusi Publik, di Gedung DPRD Kota Malang, pada Minggu (23/1/2022).
Diskusi Publik bertajuk “Perlindungan dan Pemenuhan Hak Dasar Anak Jalanan di Kota Malang” itu menghadirkan sejumlah narasumber dari pihak akademisi, DPRD Kota Malang, hingga Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Sementara pesertanya merupakan anggota DPC Relawan Perjuangan Demokrasi di Kota Malang.
Kasi Rehabilitasi Sosial dan Anak Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Laily Qodariyah menjelaskan bahwa anjal di Kota Malang memilih terjun ke jalan lantaran terhimpit kondisi perekonomian.
“Mereka kebanyakan mencari nafkah untuk keluarga bahkan ada yang jadi tulang punggung. Padahal harusnya mereka sekolah,” jelasnya.
Menurutnya, kondisi tersebut sangat memberatkan pihak anak. Bahkan, tak sedikit anjal di Kota Malang mendapat tekanan dari preman.
“Kami selama ini sudah melakukan upaya untuk menindaklanjuti permasalah ini. Kami juga sudah berikan mereka edukasi agar tak ketergantungan untuk tetap di jalan,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pembinaan Anak Usia Dini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Andayun Sri Afriana mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan program kejar paket hingga pelatihan keterampilan bagi anak yang hak pendidikannya belum terpenuhi.
“Permasalahan anjal ini memang mulai bermunculan lagi. Bahkan ada dengan tubuh yang dicat. Ada juga anjal yang memang benar-benar ingin pegang uang,” paparnya.
Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani yang juga sebagai Anggota Komisi D DPRD Kota Malang itu mengatakan bahwa lingkungan telah membentuk karakter anjal di Kota Malang.
“Menurut saya mereka terjun ke jalan karena faktor ekonomi, kondisi rumah tak memadai, penelantaran, kegagalan di sekolah, hingga kehilangan orang tua,” bebernya.
Dia mengatakan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk menampung dan melindungi anjal layaknya warga negara lainnya.
“Di Kota Malang, memang permasalahannya anjal berbeda-beda. Tapi memang belum adanya roodmap spesifik untuk menangani anjal. Harus ada target zero anjal di Kota Malang,” ucapnya.
Pakar Pendidikan Universitas Negeri Malang, Prof Supriyono dalam kesempatannya mengatakan bahwa solusi yang ditawarkan pemerintah kurang efektif mengentaskan permasalahan anjal di Kota Malang.
“Jadi istilahnya sukses sekolah tapi gagal bekerja. Buktinya pengangguran banyak. Kita bisa lihat ada banyak lulusan yang tak bisa mendapatkan pekerjaan,” ucapnya.
Dia menilai, masih banyak anak-anak di Kota Malang yang dieksploitasi dengan dalih membantu perekonomian keluarganya.
“Jadi dia tidak berjualan, tapi mengharapkan belas kasihan. Ada yang bekerja untuk keluarga, tapi ada yang memang dipekerjakan dan diekploitasi,” pungkasnya.(ads)
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti