MALANG – Getol menguatkan kompetensi guru dalam pembelajaran dan penilaian HOTS (Higher Order Thinking Skills), SMA Negeri (SMAN) 1 Turen menggelar In House Training (IHT).
Kepala Sekolah SMAN 1 Turen Eny Retno Diwati MPd mengatakan, IHT merupakan salah satu program sekolah untuk pengembangan dan penguatan kompetensi guru dalam pembelajaran yang berimbas pada peserta didik.
Menurutnya, program ini merupakan kolaborasi dari 3 kegiatan yang dirangkai menjadi 1 supaya lebih efektif dan efisien. Ketiga kegiatan tersebut ialah program dari kurikulum, program diklat CKS (Program kepemimpinan) dan Program Guru Penggerak.
“Pelaksanaan IHT ini mulai tanggal 23 September sampai 6 Oktober 2021 secara IN-ON dengan total 96 JP. Serta diikuti seluruh tenaga pendidik SMANERE (sebutan akrab SMAN 1 Turen),” kata dia.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat (Waka Humas) SMAN 1 Turen Drs Damiran menambah IHT ini terbagi ke dalam dua tahap. Yakni, tahap pertama di 23 September sekaligus pembukaan serta tahap kedua pada 30 September 2021 sekaligus penutupan.
Adapun, kegiatan ini diikuti sebanyak 58 guru dari berbagai mata pelajaran (mapel) dan berlangsung secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Memang sebelumnya, para guru sudah punya dasar sebagai pendidik sehingga ini dikatakan sebagai penguatan,” katanya.
Dalam IHT ini, para guru mendapatkan sederet materi dari narasumber terbaik. Mulai Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Drs Arif khamzah Msi, Pengawas SMAN Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Malang sekaligus pembina SMAN 1 Turen hingga salah satu Calon Guru Penggerak Fadilah Umi Maisyaroh MPd dan Agus Harianto MPd.
Puluhan guru tersebut, selain mendapatkan paparan meteri juga diberi penugasan yang nantinya akan dipresentasikan pada tahap kedua.
Menurut Damiran, saat ini, perkembangan dinamika pendidikan begitu luar biasa sehingga perlu ada sarana penguatan kompetensi agar para tenaga pendidik ini tidak sampai ketinggalan.
“Contohnya dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), misalnya HOTS dimana guru harus membuat soal yang sulit. Sehingga guru menjadi prioritas kita dalam penguatan IHT ini agar tidak ketinggalan dengan apa yang diamanahkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),” jelasnya.
Hal ini juga mengacu pada paradigma pembelajaran di abad 21 yang kian berkembang, tidak hanya tatap muka atau luring namun juga daring. Disamping itu, juga selaras dengan visi SMAN 1 Turen guna terwujudnya lembaga yang religius, kompeten dan berwawasan global.
“Arti kompeten ini yang ditekankan dalam kegiatan ini. Kompeten bapak ibu gurunya, hingga seluruh keluarga besar SMAN 1 Turen sehingga dapat terus berkembang dan selalu ikut serta mencerdaskan anak bangsa,” tandasnya. (ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Soejatmiko