BATU, Tugumalang.id – Pemkot Batu mendukung apa yang dilakukan warga Kelurahan Songgoriti, Kota Batu untuk membuat jalur penyelamat secara swadaya di jalur maut Klemuk. Hanya saja, dukungannya tidak bisa lebih dari sekedar konsep konstruksi.
Hal ini diungkapkan Kabid Binamarga DPUPR Kota Batu Eko Setiawan. Menurut dia, langkah brilian yang dilakukan warga perlu diiringi pertimbangan dari aspek konstruksi. Jadi jangan sampai jalur itu malah menimbulkan kecelakaan lain.
Sepengetahuan dia, jalur penyelamat memerlukan kajian dan material tertentu. Menurut dia, jika mengacu dari jalur penyelamatan di ruas jalan tol itu bukan terbuat dari tanah. Namun lebih pada bahan material yang bisa menyerap energi.
”Misal bahan itu jika digunakan untuk kendaraan roda dua justru malah berbahaya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pihaknya tetap akan mengawal proses pembuatan jalur penyelmatan tersebut. Termasuk urun konsep teknis perencanaan konstruksinya. Soal bahan material, kata dia sudah diajukan ke BPBD Kota Batu.
”Untuk anggaran itu memang masuk di kategori bencana.Karena dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) kami tidak ada dana untuk hibah material. Kalau di BPBD dimungkinkan masih ada. Seperti semen, batu kali,” jelasnya.
Eko berharap warga bisa mengirim surat ke Dinas PUPR Kota Batu untuk kemudian nanti dirancang teknis konstruksinya sekaligus pengajuan bahan material ke BPBD Kota Batu.
”Jadi nanti waktu bersurat ke BPBD kebutuhannya sudah jelas apa saja, untuk membangun konstruksi apa,” tandasnya.
Seperti diketahui, warga Kelurahan Songgoriti mulai membangun jalur penyelamatan secara swadaya di Jalur Maut Klemuk. Mereka terpaksa membuatnya sendiri karena sejak 2015 sudah mengusulkannya ke Pemkot Batu. Namun tidak ada respon positif.
Selama masa pembangunan jalur penyelamatan, jalur alternatif terdekat dari Kecamatan Pujon ke Kota Batu itu akan ditutup. Diperkirakan penutupan memakan waktu satu bulan. Untuk saat ini, hanya kendaraan roda dua saja yang bisa lewat.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko