Tugumalang.id – Di balik kemegahan Gedung Balai Kota Malang, ternyata terdapat desas-desus cerita mistisnya. Di dalam gedung ini, banyak karyawan yang mengaku menjumpai sosok astral penunggu bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1929 itu.
Mantan Kepala Rumah Tangga Pemkot Malang, Agung Buana mengatakan bahwa dirinya kerap kali mendapat aduan dari karyawannya yang melihat sosok penunggu gedung itu. Disebutkan, terdapat tiga sosok astral sering menampakkan diri di sana.
“Di lantai dua balai kota sisi barat itu ada sosok astral yang sering memperlihatkan diri. Wujudnya seperti perempuan, rambutnya bergelung. Kami tak tau siapa sosoknya,” ungkapnya.
“Saat saya menjabat sebagai kepala rumah tangga, temen-temen menyebutnya Mbak Sri atau Jeng Sri. Biar lebih mudah katanya karena banyak yang melihat sosoknya,” imbuhnya.
Kemudian di lantai dua balai kota sisi timur, terdapat sosok orang tua berjubah putih layaknya seorang begawan. Menurutnya, sosok itu tampak tua dan berwibawa.
“Makanya dulu dari wali kota pertama sampai era Abah Anton kantornya di sisi timur, karena tua. Tapi setelah era Abah Anton, kantor wali kota pindah sisi barat,” ungkapnya.
Sedangkan di sisi tengah balai kota, konon juga terdapat sosok Nonik Belanda berpakaian serba putih. Sosok ini disebut kerap kali menampakkan diri.
Meski begitu, tiga sosok penunggu Balai Kota Malang ini tidak mengganggu atau mengusik karyawan. Namun sesekali mereka hanya menunjukkan eksistensinya.
“Konon mereka adalah penguasa di masing-masing titik karena tiap tempat tentu ada penunggunya,” ucapnya.
Sementara di belakang Balai Kota Malang, menurutnya juga terdapat pusat energi mistis yang sangat kuat. Titik itu tepatnya berada di atas mata air Taman Rekreasi Kota (Tarekot) Malang.

“Kalau dari keseluruhan balai kota, pusat mistisnya ada di Tarekot karena di sini ada sumber air yang besar. Kita ketahuikan makhluk astral suka di tempat yang lembab,” bebernya.
Disebutkan, penunggu lokasi ini juga meminta dibuatkan patung yang wujudnya kurang lebih menyerupai sosoknya yakni sosok pria pemanah sebagai penjaga, sosok perempuan, dan sosok menyerupai hanoman.
Ketiga patung ini dibangun pada era kepemimpinan Wali Kota Malang, HM Soesamto, sekitar akhir tahun 1980-an. Dia memang dikenal sebagai wali kota yang suka mendalang sehingga sedikit banyak juga mengetahui lokasi-lokasi yang wingit.
“Di wilayah sini yang sering ditampakkan dan diperingatkan oleh sosok ini adalah pemuda-pemuda yang hendak berbuat maksiat. Misal pacaran, perbuatan tak senonoh, dan lainnya,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id