MALANG, Tugumalang.id – Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang dinobatkan menjadi pilot project untuk program Desa Sensor Mandiri yang digagas Lembaga Sensor Film (LSF) RI. Desa Glanggang merupakan salah satu dari dua Desa Sensor Mandiri yang ada di Jawa Timur.
Di Desa Glanggang, terdapat komunitas film yang dikenal dengan nama Kampung Film Glanggang sejak tahun 2019. Ini merupakan salah satu pertimbangan bagi LSF RI dalam menunjuk Desa Glanggang sebagai percontohan Desa Sensor Mandiri.
Baca Juga: Genjot Pariwisata, Desa di Kota Batu Didorong Miliki Kendaraan Wisata
“Salah satu penilaian adalah adanya komunitas film yang aktif dalam membuat film-film yang edukatif. Kemudian pemerintah desa, terutama kepala desanya welcome terhadap program yang dicanangkan oleh komunitas film tersebut,” kata Sekretaris Komisi III LSF RI, Mukayat Al Amin saat sosialisasi Desa Sensor Mandiri di Grand Miami Hotel Kepanjen, Rabu (27/3/2024) sore.
Desa Sensor Mandiri adalah desa yang diharapkan melek literasi tentang sensor mandiri terhadap tayangan yang diproduksi dan ditonton. Masyarakat diharapkan paham mana adegan dan tontonan yang layak untuk ditonton.
Meski masyarakat dan komunitas film telah melakukan sensor mandiri, bukan berarti film-film yang diproduksi tidak perlu disensor oleh LSF RI. Namun, dengan adanya sensor mandiri, pekerjaan LSF RI bisa lebih mudah karena tak banyak yang perlu disensor.
Baca Juga: Dana Desa di Kota Batu Senilai Rp 20,3 Miliar Cair Pekan Ini
“Semua film yang ingin ditayangkan ya harus disensorkan. Tetapi yang dimaksud dengan sensor mandiri itu LSF memberikan edukasi terkait literasi budaya sensor mandiri ke desa-desa,” jelas Mukayat.
Melalui budaya sensor mandiri, Mukayat juga berharap film-film yang diproduksi lebih banyak mengangkat kekayaan budaya lokal dan memiliki pesan positif. Hal ini penting dilakukan terutama di era digital yang dipenuhi dengan aneka konten.
“Dengan banyaknya media tontonan, kami harus membuat cara baru untuk menyensor. Salah satunya mengajak masyarakat agar mereka melakukan self-censor atau menyensor sebelum menonton,” ujar Mukayat.
Penggagas Kampung Film Glanggang, Sudjane Kenken mengatakan penujukan Desa Glanggang sebagai percontohan Desa Sensor Mandiri berkaitan dengan komunitas yang ia bangun tersebut. Kampung Film Glanggang telah memproduksi sejumlah film dengan kru dan aktor yang berasal desa setempat.
“Memang kami mengerjakan dari awal, yaitu bikin skenario. Harapannya dari pihak LSF, di proses awal bikin skenario, sudah bisa diedit (disensor),” kata Kenken.
Dengan demikian, saat film disetor ke LSF untuk disensor, sudah tidak banyak adegan yang dipermasalahkan. Ini juga mengurangi risiko LSF menyensor adegan yang krusial bagi jalan cerita film.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A