Tugumalang.id – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Gelar Tadarus Ramadan dengan tema ‘Strategi Dakwah melalui Seni dan Budaya’ di UMM Dome, Sabtu (14/04/2023). UMM menghadirkan pembicara kondang, H Deddy Mizwar dan Muhammad Dwiki Dharmawan. Keduanya merupakan pecinta seni dari Muhammadiyah yang berdakwah melalui media kreatif.
Acara pada siang hari itu dibuka dengan pertunjukan UKM teater UMM dengan diiringi puisi bertema musafir mencari tuhan. Turut ditampilkan pula Sadikin, alumni UMM yang dikaruniai keterampilan melukis menggunakan kaki. Dalam pertunjukannya dia disaksikan oleh para hadirin, para tamu undangan, masyarakat umum, dan mahasiswa UMM.
Pertunjukan seni dilanjutkan oleh penampilan musik angklung oleh musisi jalanan Kota Malang. Disambung dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Sovian. Kemudian hadiri bersama-sama meyanyikan lagu ‘Sang Surya’ diiringi oleh Muhammad Dwiki Dharmawan.
Ita Purnamasari, sang istri, juga hadir menemani Dwiki pada kesempatan tersebut. Ia mempersembahkan dua buah lagu diiringi piano yang dimainkan oleh sang suami.
Pada kesempatan tersebut, Rektor UMM, Dr Fauzan MPd, menyampaikan selamat datang bagi para pembicara dan para tamu. Ia mengatakan bahwa kedua pembicara yang hadir merupakan dai sekaligus tokoh yang tidak asing di Muhammadiyah.

Untuk diketahui, selain terkenal sebagai pekerja seni, Deddy Mizwar dan Dwiki Dharmawan, juga merupakan Dewan Pakar Muhammadiyah. Deddy Mizwar dikenal sebagai aktor, sutradara, dan produser film yang karya-karyanya telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Sedangkan Dwiki Dharmawan adalah seorang musisi, komposer, dan produser rekaman. Dia juga merupakan Dewan Pakar LSB PP, Muhammadiyah.
Rektor UMM juga menjelaskan mengenai kegiatan Ramadan yang rutin di gelar di UMM tiap tahunnya. Dalam pelaksanaannya, kampus melibatkan semua kalangan mahasiswa. Bahkan, mahasiswa asing pun turut terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan bulan Ramadan oleh UMM.
“Di samping kita menggelar kegiatan Ramadan in Campus, sebenarnya juga kita menjalankan misi kemasyarakatan. Yang baru selesai adalah misi kemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita di Malang ini, di Kelas IIA,” kata Dr Fauzan.
Acara pun berlanjut ke sesi perkenalan sekaligus materi oleh kedua pembicara. Pembicara pertama yang menyampaikan bahasannya adalah Deddy Mizwar. Sosok yang telah lama melanglang buana di bidang seni peran. Dia memaparkan mengenai bagaimana berdakwah melalui budaya saat ini.
Menurutnya, saat ini dakwah melalui budaya jauh lebih mudah dibandingkan beberapa tahun yang lalu, apalagi di dunia perfilman. Media semakin banyak bermunculan dan semakin kreatif. Meski begitu, terdapat tantangan yang dihadapi dalam segi kontennya.
“Umat Islam merupakan yang terbesar di Indonesia, tapi kalau kita lihat, 80 persen tayangan di Indonesia tidak mencerminkan hal tersebut,” kata dia.

Deddy melanjutkan, pada mulanya sangat tidak mudah baginya membuat konten Islami. Ia harus mencari cara bagaimana supaya konten Islam dapat disukai oleh masyarakat Indonesia. Konten yang diperlukan oleh masyarakat saat ini adalah konten yang berkualitas.
“Semestinya masyarakat Islam di Indonesia membutuhkan tayangan-tayangan dengan konten-konten religius. Tapi yang dicekoki adalah yang di luarnya. Keluarga di Indonesia butuh tontonan yang bermutu,” lanjutnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa membuat film harus dilakukan dengan hati-hati, sebab film itu ibarat ‘sihir’ yang kekuatannya luar biasa. Film bisa membuat penontonnya tertawa dan menangis.
Namun, budaya yang kaya di Indonesia masih belum dimanfaatkan secara optimal. Lebih jauh lagi, tayangan yang berkualitas dan positif akan menginspirasi banyak orang untuk menjadi lebih baik.
“Seni dan budaya yang kaya di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal untuk digarap menjadi konten kreatif,” tuturnya.
Sementara itu, Dwiki Dharmawan membahas mengenai bagaimana berkecimpung di bidang musik sekaligus menggunakannya sebagai media untuk berdakwah. Menurut Dwiki, nilai-nilai kemanusiaan yang positif juga dapat dirasakan oleh para pendengarnya.
“Saya awalnya terjun ke dunia musik tanpa dilabeli dengan musik religi. Tanpa dilabeli musik religi pun, dakwah bisa disusupkan dalam lagu-lagu popular,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyatakan bahwa musik membawa kehormatan baginya di Muhammadiyah. Pasalnya, Dwiki telah dua kali membuat lagu bagi Muhammadiyah berkolaborasi bersama penyair dan ulama Muhammadiyah.
Acara kajian seni dan budaya ini merupakan bagian dari Semarak Ramadan 1444 H di UMM dengan spirit Ramadan mewujudkan kemandirian ekonomi umat untuk Indonesia berkemajuan.
Reporter: Shinta Alifia
Editor: Herlianto. A