Tugumalang.id – Sejumlah keluarga korban Tragedi Kanjuruhan turut melakukan aksi bersama Aremania di bundaran Alun-alun Tugu Kota Malang pada Kamis (10/11/2022). Salah satu dari mereka sempat mengungkapkan curahan hatinya dalam aksi Malang Menghitam itu.
“Kami sebagai orang tua, anak saya satu-satunya meninggal. Sakit rasanya,” kata Kolifatul Nur, Ibunda almarhum Jovan Farellino Pratama (15), salah satu korban meninggal Tragedi Kanjuruhan.
Dia mempertanyakan motivasi aparat kepolisian yang melakukan penembakan gas air mata ke arah tribun suporter. Padahal menurutnya, suporter di tribun belum tentu bersalah.
“Yang membuat saya sakit hati itu karena yang ditembak gas air mata itu bukan yang di lapangan. Anak saya di tribun tapi ditembak. Apa salahnya,” ungkapnya.

Untuk itu, dia menuntut agar keadilan bagi putra semata wayangnya sekaligus korban lain bisa benar benar ditegakkan. Dia juga berharap semua pelaku yang terlibat atas meninggalnya ratusan suporter segera diadili.
“Saya minta keadilan dan pelakunya bertanggungjawab, jangan menghindar. Karena ini nyawa orang banyak, sehingga diharapkan semua pelaku segera ditetapkan sebagai tersangka,” ujarnya.
Sementara pengusutan Tragedi Kanjuruhan, menurutnya, masih jauh dari harapan. Dia mengatakan bahwa pihak kepolisian masih lamban dalam mengusut Tragedi Kanjuruhan.
“Penanganannya menurut saya masih lambat banget. Apakah keadilannya hanya seperti ini aja. Hanya ada 6 tersangka,” ucapnya.
Dalam aksi Malang Menghitam itu, Aremania juga menuntut keadilan bagi para korban Tragedi Kanjuruhan. Tiga tuntutan utama digelorakan dalam aksi itu. Mereka menyebut tuntutan itu sebagai Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat.
1. Seret, tangkap dan adili:
a. Seluruh aktor dibalik Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022
b. Seluruh eksekutor lapangan Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022
2. Jadikan Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, bukan hanya sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) ringan.
3. Bayar segala kerugian yang diderita korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 melalui mekanisme kompensasi dan restitusi.
Selain melakukan tuntutan, Aremania juga melakukan doa bersama untuk para korban Tragedi Kanjuruhan. Selain itu mereka juga membawa ratusan keranda dan foto para korban peristiwa 1 Oktober 2022.
Tak hanya itu, Aremania juga melakukan teatrikal Tragedi Kanjuruhan. Mereka memperagakan aksi penembakan gas air mata hingga suporter diinjak injak.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A