Tugumalang.id – Olahraga orienteering mungkin masih asing di telinga masyarakat. Namun, olahraga alam bebas ini kian populer seiring dengan banyaknya atlet dan ajang kompetisi yang mewadahi seperti Dieng Orienteering Race 2022 yang digelar bulan Mei 2022 lalu.
Berbagai atlet orienteering ikut dalam kejuaraan nasional itu. Salah satunya Shinta Margareta, mahasiswi Prodi Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Malang (Unisma).
Perempuan 23 tahun asli Malang ini bahkan menyabet Juara II Nasional dalam Dieng Orienteering Race 2022 untuk kategori elit atau W21 dengan jarak tempuh finish 7,2 kilometer.
Pencapaian itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi perempuan yang akrab disapa Shinta itu. Selain persaingan yang ketat, ada berbagai tantangan yang harus dihadapinya selama perlombaan. Mulai dari kontur wilayah pegunungan, kemampuan fisik, hingga mental yang benar-benar fit.
Sebab, kata Shinta, dalam orienteering peserta harus menghampiri setiap titik kontrol yang ditentukan secara cepat dan tepat hanya dengan menggunakan kompas dan peta orienteering yang tentu saja tidak sedetail Google Maps.
“Berlari pada orienteering jelas berbeda dengan lari pada umumnya karena kita bukan hanya sekedar berlari akan tetapi juga berfikir. Bahkan dalam orienteering, orang yang pertama datang, belum tentu menjadi seorang pemenang,” katanya.
Kepada tugumalang.id, ia mengaku masih tergolong pemula sebagai orienteer, sebutan pelaku orienteering. Awal terjunnya di tahun 2019, iseng-iseng ikut lomba Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Tapak Giri Bekasi. Dari situ, Shinta malah keracunan dan membuat gairahnya untuk ikut even serupa lainnya semakin besar.
Padahal, ia juga pernah kesasar karena sulitnya membaca peta dan sempat tak dapat dukungan dari orang tua karena aktivitas alamnya yang dirasa mengkhawatirkan.
“Sering banget (kesasar). Pernah nyasar sampek ke kebun orang juga dan itu makan waktu lama banget kurang lebih satu jaman untuk kembali ke jalur area,” ceritanya, terkekeh.
“Pernah juga di awal ikut agak kres (sama orang tua) karena indeksnyakan sering main ke hutan jadi bikin khawatir tapi akhirnya pas tau di Mapala bisa dapat prestasi, jadinya di support,” tambah Shinta.
Meski demikian, semangatnya mengikuti olahraga ini terus terpupuk. Sebab, di Mapala ia dapat belajar banyak hal dan pengalaman baru, kemandirian misalnya.
Mahasiswa yang juga aktif di UKM Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam (Kamapala) Ranti Pager Aji Unisma ini memberikan tips bagi pemula yang ingin terjun ke bidang olahraga alam yakni dimulai dari keberanian, latihan fisik, dan kekuatan mental.
“Sama persiapannya juga harus matang karena alam itu nggak bisa ditebak sama sekali, kadang tiba-tiba panas. Mental juga harus kuat, kalau fisiknya capek terus mentalnya sudah tidak sehat lagi auto bisa nggak fokus dan kemungkinan terburuk bisa keluar jalur,” jelasnya.
Ke depan, Shinta juga tengah mempersiapkan diri untuk maju di ajang Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) ke-6 yang akan digelar di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
“Insyaallah selagi saya diberi kesempatan untuk berorinteering saya akan terus berusaha untuk mengasah potensi pada diri saya sampai tahap yang lebih tinggi dan tentu saja saya juga berharap banyak atlet muda yang lahir pada bidang olahraga orienteering ini, khususnya di Kota Malang,” tandasnya.
https://unisma.ac.id/
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id