MALANG, Tugumalang.id – Usia tak menghalangi kakek S Sutikno (81) untuk tetap aktif mengayuh sepeda onthel. Bukan sekedar bersepeda mengelilingi perumahan, pria yang akrab dipanggi Tik ini bahkan pernah bersepeda ke lima negara.
Petualangan menjelajahi lima negara bersama sepeda onthel yang diwarisi dari ayahnya ini ia lakukan di tahun 2016 saat ia masih berusia 74 tahun. Ia memulai perjalanannya dari Indonesia, kemudian ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan berakhir di Timor Leste.
Perjalanan ini ia lakukan selama satu tahun tiga bulan. Ia berangkat pada Februari 2016 dan tiba kembali di Indonesia pada Mei 2017. “Saya merayakan tahun baru di perbatasan, di Merauke,” ujarnya kepada Tugu Malang ID beberapa waktu lalu.
Baca Juga: 300 Onthelis Ramaikan Boeloeredjo Tempo Doeloe
Ia mengaku berangkat dari rumahnya yang berada di Desa Sutojayan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang menuju ke Jakarta dengan mengayuh sepeda. Dari Jakarta, ia beranjak ke Lampung, lalu ke Sabang.
“Dari Sabang kembali ke Medan. Lalu dari Medan ke Kuala Lumpur. Terus ke Singapura, Batam, Pontianak, Kuching, Kinabalu, dan terakhir ke Timor Leste,” ujarnya.
Kepada Tugu Malang ID, Sutikno menunjukkan sejumlah dokumen dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di negara-negara yang dikunjunginya sebagai bukti bahwa ia memang pernah berkelana ke sana. Ia juga menunjukkan lembar apresiasi dari Kapolres Malang yang saat itu masih dijabat oleh AKBP Yade Setiawan Ujung.
Baca Juga: 7 Ribu Peserta Meriahkan Pesona Gondanglegi 2023
Selama melakukan perjalanan ke lima negara, Pensiunan PNS ini mengatakan dirinya menggunakan uang pribadi dan menghabiskan total Rp 25 juta. Karena negara yang ia kunjungi berada di Asia Tenggara, ia tak memerlukan biaya untuk mengurus visa.
Saat ditanya apa yang membuatnya suka bersepeda, Sutikno mengatakan dirinya sudah terbiasa bersepeda sejak kecil. Bahkan, ia tidak ingat kapan sepeda onthel miliknya dibeli karena sepeda tersebut milik ayahnya.
“Mulai kecil saya memang sudah sepedaan. Saya kelas 1 SD, Sekolah Rakyat kalo dulu,” ujarnya.
Sutikno pensiun dari pekerjaannya sebagai Pegawai Negeri Swasta di Pemerintah Kota Malang pada tahun 1998. Di masa pensiunnya, Sutikno menghabiskan waktu beternak kelinci dan bersepeda.
Perjalanan menuju ke lima negara itu pun ia lakukan usai peringatan seribu hari kematian istrinya. “Istri meninggal di tahun 2013. Saya berangkat di tahun 2016 setelah seribu harinya,” kata Sutikno.
Ia juga mengaku sudah menjelajahi Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Hingga usianya yang 81 tahun ini, ia pun masih aktif bersepeda. Bahkan, dalam waktu dekat ia berencana bersepeda ke Kota Surabaya.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A