“Kalau ingin mendorong transformasi Indonesia melalui kepemimpinan maka kuncinya adalah mendorong inovasi kepada anak muda”
MALANG, Tugumalang.id – Chief Executive Officer (CEO) Maxima Indonesia, Ivan Ahda membagikan pandangannya tentang anak muda Indonesia, transformasi kepemimpinan anak muda, dan juga tantangan generasi Indonesia Emas 2024 kepada Tugumalang.id. Bergelut dengan dunia pendidikan dan anak muda melalui Maxima secara legal sejak 2015.
Pertemuan Ivan Ahda dengan CEO Nurhayati Subakat Entrepreneur Institut (NSEI) Part of ParagonCorp, Salman Subakat. Pertemuan tersebut membuatnya semakin aktif dalam pembinaan anak muda untuk melakukan inovasi dan memberi kebermanfaatan kepada masyarakat.
Kemudian Ivan berkolaborasi dengan Salman Subakat mengembangkan Pemimpin.id sebagai wadah inkubasi bagi anak muda untuk mendapat wawasan baru dan skill kepemimpinan. Menurutnya transformasi kepemimpinan anak muda merupakan salah satu hal penting jika berbicara tentang Indonesia lebih baik.
Baca Juga: Foto: Para Pemburu Lailatul Qadar di Masjid Jami Kota Malang
Semenjak bergiat aktif di Maxima Indonesia, alumni Universitas Indonesia (UI) itu melihata ada tiga pilar penting dalam transformasi kepemimpinan anak muda di Indonesia.
“Dari awal ketika saya me-running Maxima, saya melihat bahwa ada tiga pilar yang harus dibenahi atau kita berikan perhatian khusus. Pertama, transformasi kepemimpinan, lalu transformasi organisasi, dan transformasi masyarakat. Tiga pilar ini harus berjalan seiringan dan barengan,” ungkapnya kepada Tugumalang.id.
“Apa yang menghubungkan anak muda dengan inovasi, transformasi, dan pembaharuan adalah lebih dekat dengan anak muda atau darah muda. Pemikiran-pemikiran baru, tindakan baru yang melampaui zamannya. Itulah mengapa anak muda memiliki peranan,” papar Ivan.
Baca Juga: Jadi Mitra Pendukung Talenta Kewirausahaan Terbaik, ParagonCorp Raih Anugerah Diktiristek
“Jadi kalau kita ingin melihat dan mendorong transformasi Indonesia melalui kepemimpinan. Maka kuncinya adalah mendorong inovasi kepada anak muda,” sambungnya.
Pertemuannya dengan Salman Subakat menjadi challenge bagi Ivan Ahda untuk semakin termotivasi terlibat dalam pengembangan anak muda melalui Maxima Indonesia dan Pemimpin.id.
Sampai saat ini Ivan pun masih aktif di Pemimpin.id sebagai Board Advisor Pemimpin.id di tengah kesibukannya mengurus Maxima Indonesia dan sejumlah kegiatan lain. Pihaknya pun mengapresiasi Program Beasiswa Inovasia yang diinisiasi oleh Salman Subakat.
Menurut Ivan, Program Beasiswa Inovasia adalah salah satu bentuk dorongan dalam transformasi kepemimpinan anak muda di Indonesia.
“Ketika Bang Salman (Subakat) mendorong program Inovasia, itu kan beasiswa inovasi yang menurut saya arahnya sudah tepat dan nanti tinggal bagaimana membuat transformasi kepemimpinan terjadi dan kemudian selaras dengan spirit inovasi yang lagi didorong,” tutur Ketua Alumni Psikologi UI tersebut.
Selain itu, Ivan juga menilai proses pengembangan kepemimpinan anak muda sebagai pemimpin di masa depan perlu melibatkan banyak pihak. Salah satunya pemangku kebijakan untuk memberi perhatian lebih melalui berbagai program atau inisiasi terhadap peningkatan kapasitas kepemimpinan anak muda.
“Salah satu perhatian kita adalah bagaimana arah pemangku kepentingan memberi perhatian lebih berbagai program dan inisiatif yang memberikan peningkatan kapasitas kepada anak muda,” ucap Ivan.
Sementara soal visi menuju generasi Indonesia Emas 2045 bagi Ivan adalah tantang yang cukup besar dan bukan sekedar gembar gembor belaka. Menurutnya ada banyak tantangan bagi anak muda Indonesia menuju generasi Indonesia Emas 2045 yang ditandai dengan bonus demografi.
Salah satu tantangannya adalah bagaimana meningkatkan level keterampilan anak-anak muda di Indonesia sebagai mesin penggerak sekaligus kekuatan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik di masa depan.
“Kita melihat gembar gembor Indonesia Emas 2045, tetapi tidak diiringi secara seimbang dengan upaya kita meningkatkan level keterampilan anak-anak muda. Kenapa inovasi menjadi salah satu engine (mesin) atau power karena anak muda dengan darah mudanya menjadi DNA dari inovasi,” jelasnya.
“Karena enggak mungkin ngomongin inovasi, kita bicara sama orang-orang tua. Jadi kalau bagaimana kita memandang teman-teman yang menyiapkan menuju generasi Indonesia Emas 2045 ada tiga hal yang perlu didorong,” lanjut Ivan.
“Pertama adalah kita harus sustain (keberlanjutan) mengubah pendekatan dari event ke hal yang lebih berdampak. Kedua, salah satu tantangan anak muda Indonesia adalah konsistensi dan ketiga, mereka butuh mentor,” tegasnya.
Melalui Pemimpin.id dan Maxima Indonesia, Ivan mencoba untuk mengembangkan sebuah ekosistem baru bagi anak muda dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan inovasi.
Karena kepemimpinan dan inovasi yang dilakukan anak muda akan menjadi sia-sia apabila tidak ada ruang bagi mereka untuk terus tumbuh dan belajar.
Dengan adanya ruang ekosistem dan mentor yang mendorong anak muda untuk bisa meningkatkan level keterampilan kepemimpinan dan inovasi. Hal itu diyakini akan membantu anak muda terus konsisten memberi kebermanfaatan melalui ide dan gagasan yang tereksekusi dengan baik di masyarakat.
“Kita menghadapi situasi anak muda yang enggak konsisten karena kita belum berhasil menciptakan ekosistem pembelajar yang membuat mereka (anak muda) itu bisa lebih konsisten. Memberikan ruang mereka berkontribusi, berdampak apa dan kita hanya menyediakan ruang bagi mereka untuk menciptakan panggung sendiri,” papar Ivan.
“Kita enggak bisa cepat karena kalau instant hasilnya enggak lebih bagus dan seterusnya. Jadi anak muda harus terus konsisten untuk berproses,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A