Tugumalang.id – Kabar duka datang dari Santosa Stable dan Santosa Park Semarang. Sang pemilik, Chendra Santosa, telah berpulang pada Jumat (23/07/2021).
Sebelumnya, Chendra sudah dinyatakan negatif COVID-19, namun kondisinya terus menurun.
Chendra merupakan salah satu penyumbang terbesar Tugu Media Peduli untuk korban Gempa Malang yang berhasil mengumpulkan dana Rp 241 juta dan 1 ton telur. Donasi ini menjadi yang terbesar yang berhasil dikumpulkan media di Jawa Timur untuk korban Gempa Malang, beberapa waktu lalu.
Dalam donasi tersebut, Chendra menyumbangkan satu ton telur yang dikirim langsung dari Semarang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat, bahkan sampai mengirimkan karangan bunga duka ke Semarang atas nama Bupati Malang, Muhammad Sanusi, setelah menerima informasi duka tersebut dari Tugu Media Group.
“Kami juga ikut berduka cita. Kami sengaja mengirimkan karangan bunga ke Semarang sebagai bentuk penghormatan kepada beliau,” ujarnya, pada Sabtu (24/07/2021).
Sementara istri Chendra Santosa, Anna Santosa, mewakili keluarga besarnya menyatakan rasa kagetnya. Dia sama sekali tidak menyangka dapat kiriman karangan bunga papan dari Bupati Malang, Sanusi. Hal itu menyemangati mereka untuk tabah menerima cobaan ini.
“Saya bersama keluarga besar almarhum Pak Chendra mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian yang diberikan Bupati Malang, Bapak Sanusi kepada kami. Sama sekali kami tidak menyangka saat menerima karangan buka papan ucapan duka cita tersebut,” ujar Anna, yang cukup tegar atas kematian suaminya itu.
Sementara itu, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana, juga merasakan duka mendalam setelah menerima kabar tersebut. “Saya menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa melayat ke rumah duka dan mengantarkan ke peristirahatan Chendra yang terakhir, karena saat ini sedang di Bogor, Jawa Barat. Saya janji kalau kondisinya sudah normal akan ke Semarang,” ujarnya.
Bahkan, Aqua mengaku sampai meneteskan air mata saat menulis pesan duka kepada keluarga besar Chendra Santosa. “Saat menulis tulisan ini, tanpa sadar saya meneteskan air mata. Mengenang semua kebaikan Chendra dan seluruh nasihatnya setiap kami berkomunikasi. Saya baru sekitar tiga tahun kenalan sama laki-laki kelahiran 9 Juni 1954 itu. Namun hubungannya sudah seperti saudara. Bahkan lebih dari itu,” ucapnya.
Reporter: Rizal Adhi
Editor: Lizya Kristanti