Tugumalang.id – Atap tiga kelas di SDN 3 Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, disangga dengan bambu petung sejak tahun 2017. Ini disebabkan kuda-kuda atapnya lapuk. Jika tidak disangga, dikhawatirkan atap akan ambrol.
Saat kegiatan belajar mengajar, terlihat para siswa menempati kelas dengan atap yang berlubang dan tiang bambu di tengah-tengahnya. Saat hujan, air masuk melalui atap dan membuat ruangan banjir.
Kepala Sekolah SDN 3 Pandanlandung, Abdul Ghafur mengatakan pihak sekolah telah mengajukan perbaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Malang sejak tahun 2018. Namun hingga saat ini, belum ada bantuan yang turun.
“Dulu sempat mau dapat, tapi terkendala pandemi,” bebernya, pada Selasa (21/6/2022) siang.
Beruntung tidak ada siswa yang menjadi korban akibat rusaknya atap tersebut. “Pertama kali tahu rusak itu sewaktu hari pertama masuk selepas libur panjang,” kata Ghafur.
Kata dia, hujan jarang terjadi di pagi hari sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Namun, guru dan siswa harus mengepel lantai terlebih dahulu jika sehari sebelumnya hujan karena lantai kelas dipastikan tergenang air.
Tiga ruang kelas yang atapnya rusak adalah ruang kelas dua, kelas tiga, dan kelas empat. Ruang kelas dua rusaknya parah sehingga siswanya harus mengungsi ke ruang kelas satu. Sementara siswa kelas satu belajar di musala.
Ghafur berharap kerusakan ini mendapat perhatian dari dinas terkait agar para siswa bisa belajar dengan aman dan nyaman.
“Kalau perbaikan yang sifatnya berat seperti bangunan begini, harus pengajuan ke dinas. Kalau sifatnya ringan masih bisa menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah),” jelas Ghafur.
Ia mengaku dana BOS yang didapat terbatas karena nilainya bergantung pada jumlah siswa. Semakin besar jumlah siswa, semakin besar pula nilai dana BOS yang didapat. Saat ini, terdapat 117 siswa di SDN 3 Pandanlandung.
Ghafur juga berharap pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Malang bisa berkunjung ke sekolahnya agar bisa melihat langsung kondisi bangunannya. Selama ini belum ada perwakilan dari Dinas Pendidikan yang berkunjung. Pemasangan bambu petung sebagai penyangga dilakukan atas inisiatif warga sekitar.
“Sebelumnya atap di kantor juga pernah ambrol, tapi diperbaiki dengan swadaya masyarakat,” imbuh Ghafur.
Selain perbaikan atap, Ghafur juga mengajukan pembangunan ruang kelas baru, perpustakaan, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), laboratorium, dan ruang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
“Saat ini sedang kami lengkapi administrasinya,” tutup Ghafur.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id