MALANG, Tugumalang.id – Umbulan Tanaka merupakan wisata sumber mata air di Dusun Arjomulyo, Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang yang tengah naik daun. Wisata ini memanfaatkan aliran sumber mata air dengan konsep dan dekorasi ala Jepang.
Ternyata, asal-usul penamaan serta konsep ala Jepang bukan sekedar mengikuti tren saja. Akan tetapi, ada sejarah Dusun Arjomulyo yang mereka coba angkat kembali.
Kasi Kesra Desa Bangelan, Abdul Ghofur mengatakan bahwa nenek moyang warga Dusun Ajomulyo bukanlah warga asli di kawasan lereng Gunung Kawi tersebut. Mereka berasal dari Kecamatan Singosari, tepatnya di kawasan yang kini menjadi pangkalan TNI AD.
Baca Juga: Opsi Baru Berwisata di Kota Batu, Offroad dengan Mobil Jeep Healing di Lereng Arjuna

“Waktu itu tahun 1942, warga yang ada di Singosari dipindahkan ke daerah sini karena di wilayah itu mau dibuat untuk lapangan terbang,” ujar Ghofur saat ditemui Tugu Malang ID belum lama ini.
Bedhol desa yang dilakukan 81 tahun lalu itu dipimpin oleh seorang warga Jepang bernama Tanaka. Akhirnya, dusun tempat mereka bermukim dikenal dengan nama Dusun Tanaka. Seiring berjalannya waktu, dusun tersebut kemudian berganti nama menjadi Dusun Arjomulyo.
Baca Juga: Daftar Wisata Coban di Malang: Indah, Sejuk dan Menakjubkan
Di Dusun inilah wisata Umbulan Tanaka berada. Kepala Desa Bangelan, Budiono menambahkan bahwa nama Umbulan Tanaka dan konsep Jepang memang sengaja dipilih untuk mengangkat kembali sejarah dari dusun tersebut.
“Kami ingin membangun story. Kami mengangkat sejarah bahwa perjuangan nenek moyang kami pindah dari Singosari ke sini itu juga sangat berat, penuh dengan pengorbanan,” ujar Budiono.
Konsep ini cukup unik karena pengunjung yang datang ke Umbulan Tanaka bisa merasakan suasana seperti di Jepang tanpa merogoh kocek terlalu dalam. Sepanjang aliran sungai, terdapat bebatuan dan kayu-kayu yang disusun sedemikian rupa sehingga terlihat cantik untuk difoto.
Kawasan wisata ini juga dipenuhi dengan dekorasi khas Jepang seperti lampion, payung, dan pohon sakura imitasi. Pengunjung juga bisa duduk di pinggir sungai sambil mencelupkan kaki mereka dan merasakan kesegaran air yang masih murni.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A