MALANG, Tugumalang – Aremania menyayangkan atas saran Wali Kota Malang Sutiaji agar aksi turun ke jalan menuntut keadilan bagi para korban Tragedi Kanjuruhan disudahi. Sebagai gantinya, para Aremania diminta mengubah aksinya dan mulai melakukan aksi demonstrasi ke Tuhan.
Sebelumnya, Wali Kota Malang, Sutiaji menuturkan pernyataan kontroversial tersebut pada Forum Grup Discussion (FGD) jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Jumat (2/12/2022).
“Kalau tidak puas, maka ya kita protes pada Tuhan. Kita demo pada Tuhan, karena Tuhan itu maha adil dan maha hebat,” ujar Sutiaji pada awak media.
Selain itu, Sutiaji juga meminta agar penyampaian aspirasi Aremania tidak sampai mengganggu stabilitas Kota Malang. Dia khawatir pergerakan ini nantinya gagal mendapat simpati masyarakat yang lebih luas.
“Jadi kalau bisa doa dimana-mana, tapi jangan di tengah jalan juga. Malang Kucecwara bergelora,” tandasnya
Seperti diketahui, pasca 40 hari Tragedi Kanjuruhan, Aremania terus menggulirkan aksi turun ke jalan hingga kini. Bahkan aksi turun ke jalan dilakukan di tiap-tiap daerah korwil Aremania tiap pekan. Tak pelak, aksi ini memang membawa dampak pada kemacetan lalu lintas.
Aremania dalam aksinya sengaja melakukan aksi turun ke jalan sebagai simbol macetnya penegakan hukum atas Tragedi Kanjuruhan. Bahkan hingga saat ini, berkas perkara yang ditangani Polda Jatim itu masih belum P21 alias diterima pihak Kejati Jatim.
Aremania asal Ciliwung Kota Malang, Ahmad Shodiq mengaku kecewa dengan pernyataan Wali Kota Malang tersebut. Padahal, sejak awal sosok itu digadang-gadang dapat mendukung aksi Aremania menuntut keadilan.
”Demo ke Tuhan itu saya kira bukan solusi yang tepat untuk keadilan para korban. Dia Wali Kota Malang loh, masak bilang suruh begitu?,” kata dia.
Tak hanya Wali Kota Malang, Aremania juga ikut mempertanyakan sikap manajemen Arema FC hingga saat ini. Apalagi, PSSI. Seolah-olah semua pihak hendak lari dari tanggung jawab moral atas tragedi yang menewaskan 135+ orang tersebut.
”Sampai hari ini, yang terus bergerak mencari keadilan hanya suporter saja. Kemana klub yang kita bangga-banggakan selama ini. Ikut pendampingan hukum saja gak ada,” ujarnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko