Tugumalang.id – Pandemi COVID-19 membuat sekolah hingga perguruan tinggi beralih ke pembelajaran dalam jaringan (daring). Namun, pembelajaran daring disinyalir membuat siswa kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar atau disebut learning lost.
Kepala Dinas Kominfo Kota Malang, Nur Widianto, menjelaskan bahwa pola interaksi secara langsung antara guru dan siswa tidak bisa digantikan teknologi melalui pembelajaran daring.
“Selama tahun 2020-2021, Pemerintah Kota Malang melakukan evaluasi-evaluasi. Tingkat daya serap dan daya terima siswa tidak bisa maksimal. Ada titik jenuh. Nilai sosial juga bergeser menjadi soliter,” ungkapnya, saat uji kompetensi wartawan di Universitas Gajayana Malang (Uniga), pada Jumat (10/9/2021).

Maka dari itu, kata Wid, sapaan akrabnya, Pemkot Malang mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara bertahap di semua jenjang pendidikan, per Senin (6/9/2021).
“Setelah kami review, PTM penting karena menjadi media paling efektif untuk edukasi dan pembelajaran. PTM juga menghindari learning lost dan menguatkan nilai sosial yang tidak bisa diisi pembelajaran daring,” sebutnya.
Di Kota Malang terdapat 284 SD, 109 SMP, 47 SMA, dan 56 SMK. “Semuanya kami beri kesempatan menggelar PTM terbatas,” ujarnya.

Kini, pihaknya fokus pada upaya pengondisian kembali dunia pendidikan di Kota Malang. “Dengan tetap memenuhi kaidah protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, mengukur suhu, menyediakan oxymeter, pengaturan jarak, dan sebagainya,” ucapnya.
Dia juga menekankan, sekolah harus memastikan ada surat kesediaan wali murid yang mengizinkan anaknya kembali menjalani PTM. “Jika wali murid tidak bersedia, gak apa. Itu opsional,” ucapnya.
Di samping itu, dia juga menyampaikan rasa syukur karena penyebaran COVID-19 di Kota Malang mulai melandai. Sebelumnya, dalam beberapa kali putaran, Kota Malang masih ada di PPKM Level 4. “Harapan kami ada penurunan ke level 2,” pungkasnya.

Reporter: Lizya Kristanti
Editor: Lizya Kristanti