MALANG – Kasus stunting di Kota Malang mengalami penurunan hingga 9,9 persen. Penegasan itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif
Menurut Husnul, penurunan itu sudah melampaui target yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kota Malang 2018-2023 yakni 14 persen.
“Stunting itu berdasarkan hasil pemeriksaan pengukuran, evaluasinya di bulan Agustus dan Februari. Kami sudah melakukan pengukuran di bulan Agustus lalu, saat ini stunting kita di angka di 9,9 persen atau sekitar 1.600 balita dari total sekitar 16.000 balita di Kota Malang,” ujar mantan Direktur RSUD Kota Malang itu
Dijelaskan, bahwa prosentase tersebut juga turun jauh dari kasus stunting di Kota Malang pada tahun 2020 lalu, yakni 14,53 persen atau sekitar 5.701 balita.
“Kalau Jawa Timur standartnya sekitar 20 persen, dan kami sudah turun jauh dari itu,” jelasnya.
Karenanya, saat ini kasus Stunting di Kota Malang tergolong dalam kategori kasus yang tidak berat. Meski demikian, Dinkes Kota Malang tetap melakukan pemantauan seiring dengan upaya menuju zero stunting.
Menurut Husnul, Dinkes juga melakukan pemantauan kesehatan reproduksi (Kespro) bagi calon pengantin, hingga bimbingan bagi calon pengantin bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang.
”Dari sana sudah kami harapkan pasangan ini sudah sehat dan ini (pemantauan) kita lakukan sampai bayi baru lahir,” tandasnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Sujatmiko