Tugumalang.id – Erupsi atau sebaran awan panas guguran (APG) Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) membawa dampak kerusakan parah di enam desa di Kabupaten Lumajang. Selain karena faktor terjangan lahar, hujan disertai angin kencang juga jadi faktor utama masifnya dampak kerusakannya.
Hal ini diungkapkan Kasi Kedaruratan BPBD Provinsi Jawa Timur, Satrio Nurseno. Menurut dia, kejadian ini lebih tepat dinamakan APG, bukan erupsi. Faktornya adalah karena curah hujan di atas sedang tinggi yang membuat lava di kawah meluap dan meluber.
Faktor curah hujan ini juga yang membuat luncuran awan panas mengalir deras dengan volume tinggi dan membawa dampak luar biasa.
”Kalau erupsi ada tanda-tandanya. Letusan, getaran, ada peningkatan aktivitas. Kalau kemarin hanya ada peningkatan seismik,” jelasnya.
Selain itu, saat kejadian juga terjadi angin kencang yang diperkirakan mencapai 60-70 knots/jam. Akibat angin kencang ini membuat sejumlah rumah warga rusak bahkan roboh. Sejumlah pohon dan tanaman milik warga bertumbangan di mana-mana.
”Kerusakan hampir merata terjadi di enam desa. Saat ini kami masih dalam tahap pendataan. Jumlahnya belum bisa kita sampaikan,” kata dia.
Seperti diketahui, luncuran awan panas yang mengarah ke Curah Kobokan membuat Jembatan Gladak Perak, akses satu-satunya penghubung Lumajang – Malang terputus.
Hingga saat ini, hujan abu vulkanik masih terus berlangsung. Petugas fokus melakukan evakuasi penduduk di wilayah paling terdampak dan pelayanan kebutuhan dasar seperti pengungsian, pemulihan psikis korban bencana, dan lain-lain.
”Untuk pemulihan fasilitas dan lain-lain menyusul nanti jika situasi kondusif. Kami imbau warga untuk tidak lagi kembali ke rumah dan menetap di posko-posko pengungsian,” jelasnya.
Dilaporkan, ada sekitar 1.250 warga di Kabupaten Lumajang terpaksa mengungsi di sejumlah titik yang tersebar di Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Pasirian, dan Kecamatan Candipuro.
Hingga saat ini, untuk kerugian materil akibat peristiwa ini masih dilakukan pendataan. Untuk korban jiwa meninggal dunia tercatat ada 13 orang dan 41 orang mengalami luka bakar. “Semua sudah ditangani. Data ini akan terus dimutakhirkan,” ujarnya.
Kata dia, BPBD terus melakukan koordinasi bersama perangkat desa setempat dan Pos Pengamat Gunung Api (PPGA) terkait pemutakhiran aktivitas Gunung Semeru.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti