MALANG – Aremania menuntut agar segera ada penetapan tersangka dalam tragedi Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022). Mereka akan melakukan aksi turun ke jalan secara besar besaran jika tuntutan itu tak terpenuhi.
“Kalau sampai 7 hari (setelah tragedi) tidak ada tersangka yang ditetapkan, kami akan turun ke jalan besar besaran melakukan aksi,” kata Ade Herawanto, salah satu perwakilan Aremania.
Ade mengatakan, aksi itu tentunya akan dilakukan dengan mengedepankan kondusifitas agar tak memunculkan korban-korban baru. Aksi itu akan dilakukan di lokasi yang strategis agar dapat mengutarakan aspirasi.
Sebagaimana diketahui, tragedi pada 1 Oktober 2022 itu tengah menjadi sorotan dunia. Setidaknya, 131 korban jiwa (data Gubernur Jatim) telah gugur dan ratusan korban luka bertumbangan.
Tragedi Stadion Kanjuruhan bermula setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya tanpa Bonekmania berakhir dengan skor 2-3. Beberapa suporter turun ke lapangan memberikan motivasi dan dukungan kepada pemain Arema FC.
Namun aparat keamanan merespon itu dengan tindakan represif hingga memicu suporter lain dengan jumlah lebih besar untuk turut turun ke lapangan. Aksi itu kembali direspon aparat dengan tembakan gas air mata. Tak hanya di lapangan, gas air mata juga ditembakkan ke tribun penonton.
Sontak ribuan penonton di tribun berhamburan dan berdesak-desakan untuk keluar dari stadion. Di situ petaka mulai muncul. Pintu stadion ada yang masih tertutup hingga membuat suasana semakin kacau.
Di sisi lain, asap tebal gas air mata membuat mata ribuan suporter tak bisa melihat dengan jernih. Tangis dan batuk anak-anak hingga ibu-ibu juga tak bisa dibendung di tengah kekacauan sepanjang malam itu.
Hingga akhirnya, di pagi buta, Polri merilis 125 suporter telah gugur, saat itu. Isak tangis ratusan keluarga korban pecah menjemput tubuh-tubuh Aremania yang telah kaku di rumah sakit.
Terakhir, Kapolri menonaktifkan Kapolres Malang. Kapolda meminta maaf. Komdis PSSI memberi sanksi Arema FC, dilarang menggelar laga kandang di homebase Malang, bahkan tanpa penonton serta menghukum Panpel Arema FC untuk tidak beraktivitas di dunia sepak bola seumur hidup.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A