BATU, Tugumalang.id – Pertumbuhan pariwisata di Alun-Alun Kota Batu jadi sorotan legislatif. Meski sebagai destinasi wisata dan jujugan favorit, namun perlu penataan yang lebih baik agar identitas kota itu tetap terjaga.
Anggota DPRD Kota Batu, Sujono Djonet mengatakan, arah pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata selama ini justru terkesan compang-camping. Hematnya, tidak memiliki konsep tata kota yang jelas.
”Antara pembangunan satu sama lain tidak ada korelasinya. Satu bentuk apel, satu lagi bentuk lain. Malah di Alun-Alun itu kesannya kayak wisata parkir. Orang datang kan langsung disambut gapura parkir itu,” ujar Djonet pada reporter tugumalang.id.
Menurut dia, Alun-Alun Kota Batu perlu dijadikan kawasan prioritas pembangunan. Dengan begitu, konsep pembangunan yang nantinya menjadi citra kota bisa selaras.
”Jadi gak hanya ego sektoral saja. Program e-parkir iya, tapi saya rasa gak perlu diberi gapura seperti itu. Gak ada unsur estetiknya sama sekali,” kata dia.
Lagipula, sentra parkir yang juga terpusat di Alun-Alun itu juga menjadi faktor ketidaknyamanan wisatawan. Mereka yang tadinya ingin berjalan-jalan harus terganggu dengan tumpukan parkir. ”Harusnya ya dibikinkan sentra parkir di titik lain. Masih ada solusi kok, kalau mau,” jelasnya.
Sebenarnya, pihaknya sebagai legislatif juga sering mengingatkan hal ini berkali-kali. Namun, jawaban yang diterima hanya sekedar formalitas. ”Hanya bilang siap-siap. Eksekusinya, nol,” ujar politisi Nasdem ini.
Jonet sendiri mengusulkan agar Kota Batu memiliki Perda yang mengatur tentang ciri khas bangunan dan kearifan lokal. Perda ini sudah diterapkan oleh Pemda Bali dan Mojokerto. Bahkan dengan Perda itu, korporasi besar membangun bisnis usahanya selaras dengan kearifan lokal Bali.
”Harusnya Kota Batu bisa mencontoh itu. Karena kita belum punya Perda itu, ya akhirnya pola pembangunan masih nuruti selera konsultan, tapi gak sesuai kebutuhah daerah,” terangnya.
Dengan pembangunan berkarakter, wisatawan yang datang bisa menemukan sesuatu yang baru di Kota Batu. Sesuatu yang tidak ada di daerahnya ataupun di daerah lain.
“Seharusnya itu juga bisa dimulai dari pembangunan yang dilakukan selama ini,” pungkasnya.
Terpisah, Praktisi Pariwisata, Wahyu Hansudi juga ikut menambahkan jika pariwisata Kota Batu juga perlu membangun infrastruktur yang nyaman. Seperti pada infrastruktur jalan agar tidak terjadi kemacetan.
“Jadi jangan bangun daerah dari perspektif kita saja, tapi juga dari perspektif konsumen. Kita harus mengetahui karakteristik orang asing. Sebab saat datang ke suatu tempat, mereka pasti mencari sesuatu yang berbeda yang tidak ada di negara mereka,” ujarnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko