TuguMalang.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang mencatat 151 ekor sapi di Kota Malang terindikasi terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kampung Sanan, Kota Malang menjadi wilayah penyumbang angka terbanyak kasus PMK, yakni 124 ekor sapi.
Kampung yang menjadi sentra penggemukan sapi itu kemudian didatangi Dispangtan Kota Malang. Sapi sapi yang terjangkit wabah itu diberikan antibiotik, analgesik atau anti nyeri, vitamin dan suplemen untuk proses penyembuhan.
“Penyembuhannya tergantung tingkat keparahan. Kalau masih awal, 2-3 hari bisa membaik. Tapi kalau tracaknya sudah sampai terkelupas ya itu sampai 2 minggu bahkan sebulan,” kata Anton Pramuji, Kabid Peternakan Dispangtan Kota Malang, Rabu (25/5/2022).
Menurutnya, tingkat penularan wabah PMK ini bisa mencapai 90 hingga 100 persen ketika berada dalam satu kandang yang sama. Untuk itu, dia menyarankan agar peternak memisahkan sapi yang terpapar dengan sapi yang sehat.
Namun dalam hal ini, peternak Kampung Sanan tampaknya tak memiliki lahan yang cukup untuk memisahkannya. Sehingga, peternak hanya bisa mengupayakan agar setidaknya sapi tak saling bersinggungan.
Dia juga menjelaskan bahwa sapi yang terpapar wabah PKM memiliki beberapa tanda atau ciri. Mulai mulut sapi yang secara terus menerus mengeluarkan liur dan suara decakan pada mulutnya.
“Kemudian awal awalnya, dia akan demam yang ditandai dengan tidak mau makan. Baru mulai ngiler step kedua lalu mulai pincang pincang, tadi ada,” ungkapnya.
Menurutnya, penularan wabah PMK bisa terjadi antar sapi sehat dan sakit melalui liur, kotoran, kencing, luka hingga udara.
“Kami menyarankan, peternak juga memberikan jamu selain pengobatan. Kemudian nutrisinya ditambah juga,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id